CERPEN MARHAEN WIJAYANTO: Paket Politik

ilustrasi-koranbabelpos.id-

Paket berikutnya Bagas  dan Gita tetap menyambut dengan gembita. Sekali lagi, mereka menanti mainan anak yang diidamkan, helikopter dan boneka cantik, tapi yang datang adalah paket makanan dari warung berwarna hijau yang mengudang selera manusia satu kota. 

Saat kubuka ternyata paket makanan untuk istriku, yaitu oseng-oseng politikus sukses dan janji-janji geprek. Hiasan sambal hijau dan kremes membuat istriku berselera.  Dengan lahap ia menyantap hidangan berbau politik praktis di hadapannya. 

Kali ini giliran saya yang sewot. Tak kusangka sekarang istriku rakus melahap makanan. Dia yang gantian tersenyum padaku. Wajah saya katanya mirip hewan kurban.

BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Smash untuk Merah Putih

Jangankan politikus yang secara sah adalah manusia, hewan kurban di mata istri dan anak saya bisa jadi bahan komedi kehidupan. Jika sapi yang habis disembelih matanya melotot ke kanan, berarti semasa hidupnya  sapi itu jarang dapat traktiran dari pasangannya. Sedangkan jika si sapi kurban setelah disembelih melotot ke kiri, berarti dia sedang menanti paket COD, tapi keburu dia disembelih. 

Hidangan ini lezat memang, apalagi kalau dinamai dari kiprah para politikus sukses. Misalnya menu bernama politikus sukses goreng asem. Politikus ini  sudah merangkai bunga-bunga di jalanan karena menang saat kontestasi, wajar jika apapun yang disentuh akan enak dan enak. Apapun yang keluar dari mulutnya akan terasa nikmat.

Menurut mitologi ala Bagas dan Gita, menu kemenangan politik akan meninggalkan langkah emas. Setelah dimakan jadi kotoran manusia biasa yang juga enak dimakan. Menu makanan bernama politikus sukses akan menjadi amanat bermakna bagi kehidupan orang kecil. Semua berawal dari jenis paket politik apa yang disajikan saat dikirimkan melalui Abang Paket.  

Bagas dan Gita semakin menanti, kiranya paket apa yang akan datang. Jika itu paket mainan, mereka bahagia, jika yang datang paket makanan, mereka pun oke, tapi jika yang datang paket politik? Tampaknya saya akan dikatakan mirip hewan kurban.

“Pak, gimana sih caranya memasak partai bakar dan janji-janji geprek  yang enak itu?”

Pertanyaan dari Bagas ini berpotensi bahaya di masa depan. Saya menelan ludah. **

 

Tag
Share