CERPEN MARHAEN WIJAYANTO: Paket Politik
ilustrasi-koranbabelpos.id-
Karena paket politik itu tertuju untuk saya, mau tak mau saya sendiri yang harus menerima risiko membuka dan mengetahui isi paket itu. Anak saya yang masih duduk di taman kanak-kanak lebih berani dan tanpa beban mengulak alik dan coba menebak.
“Pak, pengirimnya dari orang dalam!”
BACA JUGA:CERPEN: Kebaikan Hati Si Beruang Madu
Seketika saya terperanjat mendengar perkataan Bagas yang bilang bahwa yang pengirimnya adalah orang dalam. Lalu saya teringat beberapa orang yang mendapat pekerjaan berasal dari orang dalam dengan macam aneka keanehan, mulai takut vaksin dan jarum suntik.
Kekuatan orang dalam memang hebat. Tidak diragukan lagi. Mengalahkan kehebatan orang-orang kompeten dan jenius di negeri ini.
“Semua sektor akan dikuasai oleh orang dalam. Siapa sih yang bisa mengalahkan kekuatan orang dalam?”
Saya masih kurang percaya dengan isu-isu liar. Negara ini sepenuhnya akan dikendalikan oleh kekuatan kasat mata. Saya sangat menyadari, ini bukanlah zaman yang mengandalkan kekuatan kesaktian untuk menang. Boleh dikatakan, semua akan tertunduk menyembah keberadaan orang dalam.
Paket-paket mainan kembali diantar Bang Kurir. Saya tahu, mainan yang kocak untuk paket politik. Orang yang memang hobi menggunakan politik untuk keuntungan pribadi tampaknya sedikit membuat kecewa anak-anak saya.
Bagas yang sedari minggu kemarin minta paket helikopter harus kembali menangis karena yang datang kali ini paket untuk tawaran jabatan bagi penantang petahana.
Risiko yang sedang berkuasa kali ini adalah pimpinan daerah yang mau mencalonkan diri. Sekali intel politik mengetahui isi paket politik ini, maka selesai sudah segalanya.
BACA JUGA:CERPEN: Sang Pewarta
Masih untung saya tidak dipecat di kemudian hari. Tapi setidaknya tiap sore beberapa paket yang datang ini tidak terlalu membingungkan. Cukup memberi penjelasan ringan dan hangat untuk anak saya Bagas dan Gita. Memang sekarang ini musimnya berpolitik.
Paket berikut yang dinantikan Bagas dan Gita, tetap paket mainan anak. Tapi sekali lagi yang datang justru paket makanan. Setidaknya paket makanan membuat Bagas dan Gita senang.
Jika bukan mainan, asal yang datang membuat kenyang, mereka pasti gembira. Paket makanan dari rumah makan warna hijau yang sudah terbukti kapasitasnya memanjakan lidah. Menyebut nama rumah makannya saja bahkan lezat.
Tapi paket makanan kali ini sedikit membuat kaget, yaitu partai bakar dan janji goreng. Semerbak bumbu dan aroma membuat siapa pun kepayang. Bagas dan Gita kali ini tertawa terpingkal melihat bapak dan ibunya bertengkar. Partai goreng sambal terasi sekiranya membuat hidangan serasa spesial. Saya tersenyum geli melihat kemarahan istri.