Mitigasi Bencana di Sumatera Belum Maksimal, Anggap Indonesia Bebas Siklon
Teuku Faisal Fathani-screnshot-
KEPALA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani menyadari bahwa kesiapsiagaan bencana di wilayah Pulau Sumatera belum optimal.
-----------------
IA menjelaskan hal itu dikarenakan, BMKG menilai Indonesia bukan daerah yang rawan terhadap siklon.
"Mengapa kesiapsiagaannya masih belum optimal? Ini karena begini. Sejak dari kita tumbuh, bahwa kita tidak merasa bahwa Indonesia ini adalah daerah yang rawan terhadap siklon," kata dia di Kompleks Parlemen.
Dia mengatakan siklon biasanya terjadi pada daerah di atas 5 derajat Lintang Utara (LU) atau 5 derajat Lintang Selatan (LS). Sebab itu, menurut dia, Jepang, Taiwan, Filipina, Hong Kong merupakan daerah rawan siklon tropis.
"Nah kita, siklon tropis itu bukan kejadian yang lazim, karena kita kan berada tidak lebih dari 5 derajat atau 5 derajat lintang utara atau lintang selatan. Jadi ini kejadian yang akibat anomali cuaca dan atmosfer sehingga terjadilah siklon, sehingga kita secara prinsip kita juga belum begitu siap untuk menghadapi bencana dengan eskalasi sebesar ini," lanjut Syafii.
Meski demikian, ia mengakui BMKG telah memberikan peringatan potensi cuaca ekstrem di Sumatera Utara delapan hari sebelum banjir bandang melanda.
"Jadi 8 hari sebelumnya kita mendeteksi akan terjadi cuaca ekstrem, karena ada anomali di atmosfer, ada monsun Asia, seruakan dingin dari arah utara. Jadi dengan kondisi ini kita memprediksi ada cuaca ekstrem itu sejak 8 hari," kata Faisal.
Bukan hanya itu, Teuku mengatakan pihaknya telah menyebarkan informasi kepada masyarakat.
"Jadi 4 hari sebelum terjadi siklon yang tanggal 25 itu, bibitnya sudah terdeteksi tanggal 21. Itu kita melakukan diseminasi informasi, SMS blasting, WA blasting, dan sebagainya di grup BPBD daerah," ujarnya.
Teuku menyampaikan, BMKG pusat telah memberi wewenang kepada Kepala Balai Besar BMKG Wilayah I yang membawahi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau untuk menyampaikan peringatan dini.
Menurutnya, ketika peringatan disampaikan, sejumlah kepala daerah memberikan respons positif.
"Ini adalah peringatannya. Beberapa kepala daerah itu langsung memberikan respons positif dengan mengingatkan warganya melalui berbagai kanal. Ini kita sampaikan ke Forkopimda, provinsi, BPBD, semua kami sampaikan. Dan ini terus di-update setiap 2 hari bahwa akan terjadi cuaca ekstrem pada tiga wilayah ini," imbuh Teuku.***