Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Antrian Panjang di SPBU, Pertamina Sampaikan Permohonan Maaf

Antrian Panjang di SPBU, Pertamina Sampaikan Permohonan Maaf.-Antara-

PANGKALPINANG - PT Pertamina Patra Niaga Bangka Belitung menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bangka Belitung (Babel) karena adanya persoalan dan kendala kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan antrean panjang di semua SPBU yang ada selama beberapa hari kemarin.

"Masalah antrean panjang di SPBU beberapa hari kemarin karena produk pertamax tidak tersedia jadi masyarakat mengantri hanya di satu jalur pertalite. Kami mohon maaf ke masyarakat karena aktifitasnya terganggu, namun ini bukan keinginan kami," kata Sales Manager PT Pertamina Patra Niaga area Bangka Belitung, Satriyo Wibowo Wicaksono saat hadir di rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD Babel, di ruang Banmus Kantor DPRD Babel, Kamis sore kemarin.

Wicaksono mengatakan sebenarnya pertalite dan bio solar tidak ada kendala sama sekali, yang terkendala hanya pertamax karena keterlambatan pasokan di tanggal 17 november yang seharusnya kapal sudah tiba di muara sungai baturusa, terkendala saat akan sandar karena ada pasang surut air jadi harus menunggu satu hari untuk bisa masuk.

Namun recoverynya untuk posisi di tanggal 18, 19 dan 20 SPBU sudah banjir stok dan supply pertamax itu naik 200% diatas normal atau dua kali lipat jadi di tanggal 18 itu ada sekitar empat kali lipat dari normal dan tiga kali lipat di tanggal 19 dan hari ini juga dua kali lipat. Jadi rata-rata sudah 300% dari normal yang seharusnya hanya 100KL per hari. "Untuk saat ini kami jamin supply ke SPBU sudah dalam kondisi normal dan kembali stabil. Namun jika ada antrean di SPBU itu saat jam sibuk kerja, pergi atau pulang kantor saja," ujarnya.

Menurutnya Bangka Belitung sebagai salah satu Provinsi Kepulauan ini sangat bergantung pada supply BBM dari terminal BBM daerah lain. Untuk di wilayah Bangka Belitung sendiri ada 3 terminal BBM yang mensupport aktifitas distribusi bahan bakar.

Terminal utama ada di kawasan pelabuhan pangkalbalam yang produknya ada pertalite, pertamax, bio solar, dexlite dan dex. Terminal kedua di tanjung pandan Belitung yang juga sama produknya, dan terminal ketiga kita ada terminal swasta di belinyu yang berfungsi untuk membackup jika terminal utama ada kendala.

Terminal atau depot pangkalbalam dan belinyu semua dibawah supervisi PT Pertamina Patra Niaga dan itu menjadi satu kesatuan meski secara kepemilikan berbeda karena di Depot Belinyu itu BBM nya milik Pertamina bukan milik swasta. "Di terminal belinyu ada hak supply ke Belitung, jika ada kendala maka kita arahkan kapal untuk langsung ke belinyu. Namun disitu kita hanya sediakan produk pertalite dan bio solar," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk kebutuhan bbm harian di Bangka, untuk bbm subsidi pertalite hanya 600 KL, pertamax 100KL dan bio solar 230-250KL. Setiap hari itu yang di siapkan oleh Pertamina Patra Niaga.

Namun saat momentum hari besar atau libur panjang akan ada penambahan supply sekitar 13-15% dari hari biasa karena masyarakat banyak liburan dan banyak wisatawan juga yang datang ke Pulau Bangka. "Jika kebutuhannya untuk hari besar atau libur panjang akan ada peningkatan 12-15% untuk pertalite dan pertamax. Penambahan itu butuh kajian karena kami sebagai BUMN banyak pihak yang mengawasi dan itu tidak bisa sembarangan," ujarnya.

Pengawasan distribusi BBM ranahnya BPHMigas karena Pertamina berdasarkan Undang-undang Migas, hanya sebagai pelaksana atau operator yang bertugas untuk memastikan penyaluran di SPBU itu sesuai atau tidak. "Jika ada yang tidak sesuai di lapangan, masyarakat bisa kontak pertamina 135 untuk melaporkan dan pasti akan ditindaklanjuti dan ada sanksi diskorsing atau stop supply berdasarkan temuan dilapangan," tutupnya. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan