Kisah Uang Logam

Kisah Uang Logam

Jumat 21 Nov 2025 - 18:43 WIB
Reporter : Admin
Editor : Budi Rahmad

dipaksa menarik benda tersebut sampai tercabut,” kali ini kedua koin Lima Ratus Rupiah kompak bercerita.

“Bukan cuma satu yang harus kami cabut, tapi puluhan.”

 

“Selesai di daerah dagu, kami dibawa ke lokasi yang sangat pengap dan berbau."

Koin Lima Ratus Rupiah warna kuning mempertegas penderitaan mereka hari itu.

 

“Di daerah yang baru itu kami kembali dipaksa kerja rodi,” koin Lima Ratus Rupiah warna silver menambahkan.

Setelah itu kedua koin Lima Ratus Rupiah tidak berbicara apa-apa. Mereka bergegas merebahkan tubuh mereka ke peraduan. Tubuh mereka terasa sakit semua.

 

Koin Seribu Rupiah memandangi koin Dua Ratus Rupiah dan koin Seratus Rupiah yang masih saling berpandangan.

 

 

“Kalian tinggal menunggu giliran dieksploitasi seperti kami.”

Lalu koin Seribu Rupiah ikut berbaring untuk mempersiapkan diri bertugas esok hari. Seperti biasa ia tidur dengan badan penuh kotoran dan bau minyak. Ia tidur dengan penuh harapan tugasnya esok hari bisa enak seperti para pejabat di negeri antah-berantah.

 

Koin Seratus dan Dua Ratus Rupiah memperhatikan ketiga saudaranya itu tidur pulas. Sesekali terdengar dengkuran yang sangat keras. Namun dengkuran-dengkuran itu tetap tidak terdengar oleh penguasa yang mengekploitasi mereka.

Tags :
Kategori :

Terkait