Berawal dari Ikut Sayembara, Lagu Hymne Guru

Jumat 22 Nov 2024 - 22:28 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

Awalnya, Sartono membuat lagu ini untuk ikut dalam Sayembara Penciptaan Lagu Hymne Guru yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Nasional yang sekarang berubah jadi Kemendikbud (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi).

Sartono mati-matian berusaha mengerjakan lagu ciptaannya itu dengan mengisahkan bagaimana sosok seorang guru. Menariknya, dalam lirik lagu yang diciptakannya, ia menggambarkan guru sebagai sosok pahlawan.

Yang mana hal itu merujuk dari pengalaman sekaligus kisah hidupnya sendiri, yang bertahun-tahun bekerja sebagai guru namun tak kunjung diangkat jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil).

Tak disangka, Sartono menang sayembara itu dan mendapat hadiah utama berupa uang senilai Rp750 ribu.

Lagu Hymne Guru yang diciptakan Sartono ini pun langsung dijadikan lagu wajib nasional di tahun yang sama sehingga tak heran bila lagu tersebut kerap dinyanyikan peringatan Hari Guru setiap tanggal 25 November.

Tidak hanya itu, pria kelahiran Madiun tersebut mendapat hadiah penghargaan dari Kemendikbud pada tahun 2000 dan 2005.

Profil Pencipta 

Nama Sartono kini mulai tergerus oleh waktu, beliau sendiri adalah pencipta asli dari lagu Hymne Guru yang sering dinyanyikan ketika peringatan Hari Guru setiap 25 November 2023.

Sebelum menciptakan lagu Hymne Guru ini, Sartono kerap dikenal sebagai guru seni musik dari sebuah sekolah swasta di Madiun, Jawa Timur.

Sartono Lahir di Madiun, tanggal 29 Mei 1936.

Melansir dari buku berjudul 'Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional & Anak Populer' yang ditulis oleh Dicky Maulana dan Hani Widiatmoko, Sartono ini adalah satu-satunya guru seni musik yang dapat membaca not balok di Madiun sekitar 1978.

Karena keterbatasan peralatan musik yang dimilikinya, Sartono menciptakan lagu Hymn Guru ini sembari bersiul dan menuangkannya di catatan kertas.

Usai memenangkan lomba cipta lagu Hymne Guru ini, Sartono mendapat kesempatan bergabung dengan sejumlah guru teladan dari Indonesia untuk studi banding ke negara Jepang.

Memiliki banyak prestasi di dunia pendidikan serta dedikasinya yang tinggi sebagai guru, membuat Sartono menerima penghargaan dari Mendikbud, Yahya Muhaiman.

Kini, Sartono sudah tiada karena menderita penyakit komplikasi (Jantung, stroke dan penyumbatan pembuluh darah di otak).

Ia meninggal di RSUD Madiun pada 1 November 2015.

Kategori :