Mahasiswa UBB Sampaikan Delapan Tuntutan ke DPRD Babel

Mahasiswa UBB Sampaikan Delapan Tuntutan ke DPRD Babel.-Antara-
PANGKALPINANG- Ribuan mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) melakukan aksi damai di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sebagai bentuk penyampaian aspirasi terkait sejumlah isu nasional dan tuntutan terhadap dugaan malpraktik dalam kasus kematian Aldo, yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan mahasiswa dan masyarakat, Selasa (18/2).
Dalam aksi yang berlangsung damai dan penuh semangat tersebut, mahasiswa membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka. Mereka juga menyampaikan orasi secara bergantian, menyuarakan keresahan serta harapan mereka kepada para wakil rakyat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua III DPRD Bangka Belitung, Edi Nasapta, berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada pemerintah pusat. "Saya sudah mendengarkan dan menyerap aspirasi saudara-saudara. Aspirasi kalian adalah aspirasi kami juga," ujarnya.
Dirinya memahami kekecewaan mahasiswa terkait kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat, namun menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan keputusan pemerintah pusat dan pihaknya akan menyuarakan hal tersebut dengan tegas. "Saya mohon dipahami, ini bukan kebijakan DPRD Bangka Belitung, melainkan kebijakan pemerintah pusat. Kami akan menyampaikannya dengan keras," tegasnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UBB, Al Wisyahk, menyampaikan berbagai isu nasional yang tengah berkembang, seperti efisiensi anggaran negara yang berdampak pada sektor pendidikan. "Kami merespon kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, terutama yang berhubungan dengan pemotongan di sektor pendidikan," ungkapnya.
Ia juga menyoroti isu pemotongan KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah), meskipun Menteri Pendidikan telah memastikan tidak ada pemotongan. "Kami berharap pernyataan tersebut bukan sekadar janji, karena jangan sampai setelah itu justru terjadi pemangkasan terhadap mahasiswa penerima KIP," tambahnya.
Selain itu, Alwi juga menegaskan penolakan terhadap kebijakan yang memperbolehkan perguruan tinggi mengelola tambang, yang dinilai bertentangan dengan integritas akademik. "Kami menolak kebijakan yang mengizinkan perguruan tinggi mengelola tambang, karena hal itu bertentangan dengan integritas akademik," tegasnya.
Di tingkat daerah, ia turut menyoroti kasus dugaan malpraktik yang menimpa Aldo di RSUD Depati Hamzah. "Kami juga mengawal kasus Aldo, yang diduga menjadi korban malpraktik di RSUD Depati Hamzah," ujarnya.
Alwi juga menyoroti berbagai kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat, khususnya di sektor pendidikan.
"Kami merespons berbagai isu nasional, tetapi sektor pendidikan menjadi perhatian utama karena dampaknya langsung dirasakan oleh mahasiswa. Meski begitu, kami juga tetap mengkritisi kebijakan di sektor lain, seperti kesehatan dan ekonomi," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan perlunya evaluasi terhadap kebijakan makan gratis yang dinilai berpotensi mengorbankan sektor lain. "Kebijakan makan gratis harus dievaluasi secara menyeluruh agar tidak mengorbankan sektor-sektor yang sangat penting," ujarnya.
Berikut tuntutan yang di sampaikan BEM Universitas Bangka Belitung kepada DPRD provinsi Kepulauan Bangka Belitung :
Isu nasional :