Pemimpin & Perempuan

Ahmadi Sopyan-screnshoot-
Oleh : AHMADI SOFYAN
Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya
"TAK perlu 10 Pemuda untuk menggoncang dunia, cukup 1 perempuan "ngeruce cem buluh letop" (marah seperti bambu pecah), dunia sudah bergoncang"
(Atok Kulop)
BEBERAPA tahun lalu, ndilalah saya diminta memberikan petuah singkat dihadapan ratusan Polisi muda di Bangka Belitung. Nasehat yang saya berikan sangat singkat (sebab amplopnya juga tipis, jadi singkat aja): "Bagaimana Polisi menghadapi masyarakat? Seharusnya Polisi menghadapi masyarakat sebagaimana Laki-Laki menghadapi perempuan. Harus selalu salah dan mengalah. Pointnya daripada makin runyam, sebab bagi kita laki-laki, melawan perempuan, jika menang tak terhormat, kalau kalah tercela".
Dalam filosofi Jawa, Wanita bermakna "wani ditata" artinya berani diatur. Dulu, wanita atau perempuan lahir hanya untuk melahirkan. Siklus kerjanya berputar pada 3 "ur", yaitu: dapur, sumur dan kasur. Yakni memasak, mencuci dan melayani suami atau menidurkan anak.
Alhamdulillah, seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman, terus terjadi pergeseran ke dimensi yang lebih luas. Bahkan perempuan telah menjadi pemimpin sebagai pengambil kebijakan.
Tidak sedikit kita saksikan contoh kepemimpinan perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan, misalnya Margaret Thatcher, Cory Aquino, Megawati Soekarno Putri, dan masih masih banyak lagi deretan nama-nama lainnya perempuan hebat dalam kepemimpinan publik di daerah dan juga instansi-instansi lainnya. Karakter perempuan yang inklusif, kolaboratif dan penuh empati sangat dibutuhkan dalam nilai dasar kepemimpinan. Terlebih dalam kehidupan masyarakat kita yang majemuk. Apalagi jumlah perempuan mencapai separuh penduduk dunia sehingga secara demokratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan.
Perempuan dalam Pilkada Bangka & Pangkalpinang
Kemenangan Kotak Kosong di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang akan menjadikan 2 wilayah ini melaksanakan Pilkada kembali pada tahun ini (2025). Sudah banyak nama-nama bermunculan diberbagai media "menjual nama" untuk mencalonkan diri. Baliho dan spanduk pun bertebaran wajah besar dan nama tertera guna mengenalkan diri. Kasak-kusuk pendekatan ke partai politik pun demikian adanya. Tapi dari banyak nama-nama yang "nyengol" (nongol), belum ada sosok perempuan yang berani tampil untuk maju sebagai Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. Padahal dalam analisa saya, ada beberapa perempuan tangguh & cerdas yang layak dipertimbangkan untuk memberi harapan baru bagi masyarakat untuk dijadikan kekuatan politik dalam kepemimpinan, terutama di Kota Pangkalpinang, misalnya anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Dessy Ayutrisna, yang juga isteri Mantan Walikota Pangkalpinang (2013-2018), Muhammad Irwansyah. Sedangkan di Kabupaten Bangka ada mantan Camat Merawang yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Bangka, Rismy Wiramadonah. Ada beberapa kekuatan politik dan kemampuan diri dari 2 perempuan yang saya tuliskan namanya disini. Keduanya sama-sama masih muda dan komunikatif.