Kejahatan 'Anak' Makin Menjadi Akibat Pornografi

--

*Oleh Nurul Aryani (Aktivis Dakwah Bangka Belitung)

Potret suram generasi hari ini terus membanjiri pemberitaan. Kejahatan yang dilakukan oleh “anak” terus meningkat. Tidak hanya bertambah secara kuantitas (jumlah) namun kejahatan ini juga makin mengerikan dan makin sadis saja. 

Dilansir dari CNN Indonesia,  Empat remaja yang masih usia belasan tahun di Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, memperkosa dan membunuh seorang siswi SMP berinisial AA (13) setelah menyetubuhinya bergiliran sebanyak dua kali. 

Mereka adalah IS (16), MZ (13), AS (12), dan NS (12). IS merupakan pacar dari korban. Mirisnya lagi, keempat bocah itu terbukti merencanakan pemerkosaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

Berdasarkan pemeriksaan kepolisian, keempat remaja itu mengaku melakukan pemerkosaan itu untuk menyalurkan hasrat usai menonton video porno. IS punya sejumlah video porno di ponselnya. IS mengaku sempat menonton film tersebut sebelum memerkosa dan membunuh korban. (CNN Indonesia, 06/09/24)

Pornografi pada Anak

Kasus pemerkosaan disertai pembunuhan di Palembang tersebut menunjukkan betapa pornografi memiliki dampak yang sangat membahayakan. Pemuda menjadi rusak pikiran dan akal sehatnya. 

Demi menyalurkan hasrat mereka rela melakukan perbuatan yang keji tanpa berpikir panjang. Mirisnya paparan pornografi pada anak Indonesia sudah pada level memprihatinkan. 

Berdasarkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) KPPPA sebanyak 66,6 persen anak laki-laki dan 62,3 persen anak perempuan di Indonesia menyaksikan kegiatan seksual melalui media daring (online).

Sedangkan berdasarkan data National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC), konten kasus pornografi anak Indonesia selama 4 tahun mencapai 5.566.015 kasus. Jumlah ini merupakan yang terbanyak ke-4 di dunia dan ke-2 di region ASEAN. (Detik.com, 20/04/24)

Penyebab Maraknya Pornografi dan Kejahatan Anak

Pornografi sekarang semakin mudah untuk diakses oleh siapa saja termasuk anak-anak. Bahkan ketika anak sedang mengerjakan tugas di internet, iklan yang muncul juga banyak menampilkan hal yang tidak senonoh. 

 

Beredar bebasnya konten porno di Indonesia menegaskan bahwa liberalisme telah menguasai segala bidang termasuk media. Media yang ditampilkan hanya berlandaskan kepada untung rugi. Selama konten tersebut laku di pasaran maka akan terus diproduksi. 

Tag
Share