Budak Kecit dan Masjid

Ahmadi Sopyan-Dok Pribadi-

Ada banyak kejadian lucu namun miris dan sangat disayangkan adalah ketika para pengurus Masjid melarang anak-anak kecil bermain di Masjid, bahkan membentak anak-anak tanpa dosa itu dengan alasan “mengganggu kekhusyu’an” ibadah. Bahkan ada Masjid yang terang-terangan menulis “Dilarang membawa anak kecil karena mengganggu kekhusyu’an ibadah”. Tentunya ini tulisan yang sangat menyedihkan sekaligus secara tidak langsung bermakna Masjid bukanlah tempat bersahabat bagi anak-anak. Padahal kalau kita tidak melihat lagi anak-anak ceria dan berlari-lari di Masjid, bergegaslah menangis, karena suatu hari nanti kita akan menyaksikan ada generasi yang menjadikan Masjid hanya sebagai sebuah museum.

 

Karena masih banyak saya pribadi temui pengurus Masjid yang tidak sabar menghadapi anak-anak kecil yang lalu lalang keberadaannya di Masjid. Tak sedikit diantara mereka malah mengusir anak-anak kecil itu keluar dari Masjid bahkan melarang keras anak-anak berriuh ria di Masjid. Padahal Rasulullah SAW justru berinteraksi dengan anak-anak bahkan kala beliau beribadah sekalipun. Rasulullah SAW tak pernah terganggu dengan anak-anak bahkan sangat bersahabat.

 

Saya pribadi merasakan sendiri bahwa Masjid adalah salah satu tempat favorit saya kala bermain bahkan tidur berrame-rame dengan teman-teman di Masjid. Selain sungai tempat memancing, hutan tempat berburu (ngerpas) burung, Masjid adalah tempat kami berkumpul ria dan bercanda. Selanjutnya so pasti karena sudah di Masjid, ikutan ibadah dengan orang-orang dewasa. Disela-sela itu, karena keberadaan sering di Masjid, kita ikutan gotong royong membersihkan Masjid, mencuci karpet, menyusun sejadah, bahkan rebutan mukul beduk kala sahur atau beduk lebaran.   

 

Kala masih sangat kecil, saya ingat betul, ikut Bak (ayah) teraweh di Masjid dan karena kelamaan saya pun tidur di samping tiang Masjid. Usai sholat taraweh, ternyata Masjid ramai oleh suara jama’ah dan saya terbangun ketika berada dalam gendongan Bak yang ndilalah saya ngompol kala tidur tadi. Zaman dulu orang kampung seperti kami tidak kenal yang namanya pampers. Jadi terpaksa setelah mengantar saya pulang, Bak harus  balik ke Masjid untuk menyucikan tempat saya tadi ngompol. 

 

 Saya adalah salah satu orang yang sangat bahagia dan senang ketika melihat anak-anak kecil berlari di dalam Masjid. Bercengkerama bersama kawan-kawannya, bercanda ria bahkan kadangkala hingga berkelahi. Karena begitulah masa lalu saya di Kampung, tepatnya Masjid Rahmatuddin Desa Kemuja, tepat persis keberadaannya didepan rumah orangtua saya di Desa Kemuja Kecamatan Mendobarat Bangka. 

 

Kenangan masa kecil yang paling indah kala Ramadhan adalah Masjid di kampungku. Siang menjelang sore hingga pagi menjelang sahur, Masjid adalah tempat bermain bagi kami anak-anak. Kenangan itu hingga kini terus membekas dan selalu hadir kala Ramadhan tiba.

 

Yuk, Ramadhan ini kita mulai dengan “Gerakan Masjid Sebagai Sahabat Anak-Anak”

 

Salam Masjid!(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan