Prabowo Setelah 100 Hari Memimpin Negeri, Makin Berjarak dengan Jokowi?

Jokowi dan Prabowo-screnshot-

SEHARI setelah menganulir kebijakan gas melon bersubsidi, Presiden Prabowo Subianto melontarkan kalimat itu.

------------

"KAMI tidak akan ragu-ragu bertindak. Seratus hari pertama, yah, istilahnya saya sudah berikan peringatan berkali-kali," kata Prabowo dalam pidatonya di Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama.

"Sekarang, siapa yang bandel, siapa yang ndablek, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat untuk pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, saya akan tindak."

Setelah acara, Prabowo kembali mengulang dan memperjelas pidatonya ketika ditanya wartawan.

"Begini, kita ingin rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar, jadi saya ingin tegakkan itu," kata Prabowo kepada wartawan. 

"Jadi, kepentingan hanya untuk bangsa rakyat, tidak ada kepentingan lain. Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan," tegasnya.

Pernyataan ini dianggap publik sebagai sinyal untuk Prabowo Subianto merombak kabinet yang saat itu baru 105 hari dipimpinnya.

Karena dilontarkan hanya sesaat setelah kekisruhan gas bersubsidi, dugaan menteri yang terancam dicopot mengarah pada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Pada 4 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto melalui kader Partai Gerindra yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, membatalkan keputusan Bahlil terkait pembatasan penjualan gas elpiji 3 kilogram.

Langkah tersebut diambil sebagai respon terhadap kelangkaan elpiji di masyarakat.

"Presiden telah menginstruksikan kepada Kementerian ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa," kata Sufmi.

"Saya ketua Tim Kampanye Strategis Prabowo-Gibran," kata Bahlil menanggapi tudingan kalau dia masuk kabinet Prabowo karena dekat dengan Jokowi, selain karena dirinya pemimpin Partai Golongan Karya.

Meski demikian, aroma cawe-cawe Jokowi pada kabinet Prabowo setelah 100 hari pertama masih terendus kuat.

Tag
Share