Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Di Bawah Bianglala

Syabaharza-screenshot-

 

“mereka hanya ingin mengambil keuntungan untuk diri mereka sendiri, tanpa memperdulikan sekitarnya” setelah mengucapkan itu cacing tanah tidak lagi mampu berucap.

 

Mendengar fenomena itu, pihak pro dan kontra seperti dijangkiti penyakit tuna wicara, tidak ada satupun yang sanggup mengeluarkan aksara. Kejadian yang menimpa cacing tanah sungguh sangat tragis. 

Tiba-tiba anjing hitam menyalak dan berdiri tegak. Anjing hitam berpikir inilah kesempatan untuk melakukan protes terhadap kebijakan yang tidak bijak itu. Aji mumpung pikirnya. Mumpung ada teman-teman yang mendukungnya.

 

“Sekarang siapa yang setuju ikut aku untuk berunjuk rasa” ajak anjing hitam kepada teman-temannya. 

“Kalau ada yang mau ikut besok sore kita kumpul di dekat pantai untuk membahasa teknisnya” anjing hitam kembali mengajak teman-temannya sekaligus menutup rapat.

 

*****

 

Sore hari yang dijanjikan anjing hitam sudah tiba. Tampak tikus curut dan cacing tanah bergegas menuju tempat yang sudah disebutkan anjing hitam. Keduanya membutuhkan effort yang besar untuk sampai ke lokasi itu. Tikus curut walaupun biasa cepat dalam bergerak, namun karena kaki kirinya lagi sakit sehingga menghambat laju jalannya, kalau cacing tanah tidak perlu dijelaskan lagi.

 

Akhirnya dengan kepayahan, tikus curut dan cacing tanah tiba di lokasi yang ditentukan. Terlihat anjing hitam duduk santai di atas batu besar. Ia menatap ke arah air laut yang sedang pasang. Air laut itu terus mencium batu yang diduduki anjing hitam. Sesekali air laut itu menyentuh kaki anjing hitam, sehingga membuat kaki anjing hitam sedikit basah. Pohon-pohon di pinggir pantai membuat panorama sejuk semakin kentara.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan