Geng Motor & Kerito Surong

Kamis 23 Jan 2025 - 22:00 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

Sebagai seorang pemerhati sosial dan budaya di Negeri Serumpun Sebalai, tentunya saya pribadi cukup risih dengan maraknya keberadaan geng motor. Walau hidup jauh dari kota, yakni di tengah rimbun pohon dan aliran sungai di kebun, saya tetap mengikuti perkembangan kota.

Maraknya geng motor pastinya sangat tidak dikehendaki oleh semua pihak, bahkan remaja itu sendiri pun secara nurani tidak menghendaki. Oleh karenanya selain sosialisasi pastinya perlu sinergi antara Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI, Sekolah, Dinas Pendidikan, Orangtua, Budayawan, Psikolog, Komunitas Sosial dan lain sebagainya.

Melalui tulisan ringan ini, saya ingin urun rembug beberapa hal yang mungkin bisa menjadi salah satu tindak lanjut dari sosiliasi yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian di sekolah-sekolah guna antisipasi kembali terjadinya geng motor di Negeri Serumpun Sebalai, terutama di Kota Pangkalpinang.

(1) Mewadahi Ruang Ekspresi Remaja

Sebagaimana yang diungkapkan diatas, remaja ingin menunjukkan jati diri ditengah kehidupan sosial kemasyarakatan. Mereka ingin keberadaannya dianggap namun tidak semua memahami bagaimana cara yang baik guna menunjukkan identitas dan kemampuan diri ditengah masyarakat. Disinilah tugas kelompok masyarakat dewasa untuk memberikan wadah atau ruang berekspresi bagi remaja.

Remaja yang cenderung “nganggur kegiatan” akan membuat kelompok-kelompok ngumpul. Diawali nyari lokasi sepi, ngerokok bareng, minum bareng, akhirnya membuat sensasi yang meresahkan. Dari mulai mengganggu lingkungan sosial sekitar tempat ngumpul dan yang sedikit bermodal (motor) pastinya mereka memanfaatkan modal tersebut yang akhirnya menjadi sebuah geng dan mempersenjatai diri agar dianggap pemberani dan dewasa.

Kelompok remaja “nganggur kegiatan” ini adalah tanggungjawab kita masyarakat kelompok dewasa. Penting bagi kita membuat ruang atau wadah misalnya setiap malam minggu mengadakan kegiatan rutin “ekspresi remaja” di tiap kecamatan dengan melibatkan sekolah, komunitas, TNI/Polri dan Pemerintah.

Kelompok remaja bisa dilatih berekspresi positif tanpa memberikan penilaian hebat dan tidak hebat, bagus dan tidak bagus sebab bukan ajang perlombaan. Menurut saya, ruang ekspresi ini penting untuk mereka bisa menunjukkan identitas dan kemampuan diri.

Bisa drama, tari, puisi, pantun, memamerkan lukisan dan karya (produk), berjualan, pidato, stand up comedy, permainan, kekompakan kelompok, dan sebagainya. Ruang ekspresi yang saya maksud adalah bagaimana mereka menjadi wadah berekpresi itu sebagai wadah keceriaan yang sangat ditunggu-tunggu.

(2) Bakti Sosial & Apresiasi Sosial

Remaja “Nganggur Kegiatan” membuat hormon mereka semakin tak terkendali. Terlebih dengan kemajuan teknologi media sosial seperti sekarang ini. Jika tidak segera diantisipasi, maka bukan sekedar geng motor yang berujung tawuran, tapi akan muncul geng-geng lainnya seperti pelecehan, pencurian, dan sebagainya.

Energi remaja yang maksimal itu bisa dimanfaatkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan bakti sosial yang tidak boleh lupa dan apresiasi sosial kepada mereka setelah berkegiatan tersebut. Bakti sosial dengan melakukan bersih musholla, masjid, gereja, vihara, panti asuhan, dan sebagainya. Tapi tidak cukup bakti sosial, namun harus diberikan apresiasi sosial. Tentunya banyak cara apresiasi sosial yang bisa diberikan kepada remaja.

Pembinaan kelompok-kelompok remaja yang terbentuk oleh mereka sendiri, tak perlu dibubarkan, tapi cukup diberikan tanggungjawab, meletakkan seorang pembina sebagai orangtua asuh dari kelompok mereka agar terarah pada kegiatan-kegiatan positif. Mereka remaja sendiri yang membuat kelompok, tujuan kelompok dan kita sebagai orang dewasa tinggal mengarahkan ke jalan yang positif.

(3) Menggalakan Kegiatan Pramuka & Perkemahan Remaja

Salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang paling kokoh dan sangat positif adalah Pramuka. Tentunya kegiatan seperti ini harus kembali digalakkan dan perlu diperluas jangkauannya.

Sebagai orang yang dulunya sangat aktif dalam kepramukaan, bahkan pernah sampai menjadi Pembina Bersertikat (di Jawa Timur), saya merasakan sendiri bagaimana pengaruh positif Pramuka dalam kehidupan masa remaja bahkan hingga kini walau tak pernah lagi terlibat dalam kepramukaan semenjak pulang ke Bangka Belitung.

Kategori :

Terkait

Kamis 30 Jan 2025 - 22:25 WIB

Imlek, Angpao dan Gus Dur

Kamis 23 Jan 2025 - 22:00 WIB

Geng Motor & Kerito Surong

Minggu 12 Jan 2025 - 21:51 WIB

Kapolda: Bubarkan Geng Motor!

Terpopuler

Senin 03 Mar 2025 - 21:23 WIB

GEDUNG NASIONAL TOBOALI (Bagian Satu)

Senin 03 Mar 2025 - 21:24 WIB

Kapolres Ngada Ditangkap Mabes Polri

Senin 03 Mar 2025 - 21:26 WIB

Biaya MBG Butuh 25 Triliun per Bulan

Senin 03 Mar 2025 - 21:21 WIB

Menyegerakan Kebaikan