Oleh: AHMADI SOFYAN
Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya
KEMAJUAN teknologi merubah pola hidup masyarakat. Salah satunya adalah keberadaan Geng Motor di Negeri Serumpun Sebalai.
====
KEBERADAAN Geng Motor di Negeri Serumpun Sebalai memang hal yang baru, sebab dulu motor sangatlah jarang dan hanya dimiliki orang-orang tertentu. Kita di kampung-kampung geng-nya ya geng kerito surong, sebab itulah alat transportasi setiap hari. Saya masih teringat, setiap hari dengan menggunakan kerito surong itu untuk mengangkut air dari sumur atau sungai, membawa kayu bakar dari kebun ke rumah di kampung, bahkan ikut karnaval di Sungailiat dengan membawa kerito surong dan akhirnya meraih juara pertama. Geng Kerito Surong saat itu benar-benar berbudaya dan disenangi sebab memiliki nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom).
Beberapa minggu terakhir ini, marak sekali pemberitaan tentang Geng Motor dikalangan remaja, terutama pelajar di wilayah Kota Pangkalpinang. Aparat kepolisian, baik Kapolres maupun Kapolda Kepulauan Bangka Belitung sigap turun langsung ke lapangan guna antisipasi dan sosialisasi hingga ke sekolah-sekolah. Apakah ini sudah efektif?
Efektif atau tidak, tapi ini bagian dari kesigapan dan usaha yang dilakukan oleh aparat kepolisian di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Tentunya harus kita apresiasi dan berikan dukungan.
Upaya kepolisian ini harus dimaksimalkan tidak sekedar antisipasi dan sosialisasi, namun harus diiringi dengan tindakan nyata (pemahaman sosial dan empati) dari antisipasi tersebut dengan sinergitas banyak pihak. Pemerintah Daerah pastinya sebagai instansi yang harus terdepan dalam hal ini.
Sebab, sama-sama kita ketahui, kelompok remaja adalah anak-anak beranjak dewasa yang sedang mencari jati diri. Berkumpul, berkelompok, ber-group, lantas mencari dan membuat sensasi adalah bagian dari cara mereka menunjukkan jati diri dan kelompok ditengah kehidupan sosial kemasyarakatan.
Remaja memiliki ambisi, keinginan, kebutuhan untuk diperhatikan dan dianggap oleh kelompok masyarakat yang lainnya, sehingga keberadaan geng motor adalah bagian dari “pembrontakan sosial” yang dilakukan oleh kelompok remaja.
Hal ini cenderung sering tidak kita pikirkan dan antisipasi mendalam sebagai orang yang sudah dewasa. Kita para orangtua cenderung menyerahkan kepada sekolah.
Padahal sekolah saat ini cenderung pengajaran dan kurang dalam didikan. Sebab didikan sedikit “tegas dan keras” membuat para guru dan pihak sekolah sering dilaporkan oleh orangtua murid. Sehingga era sekarang, sekolah cenderung mengajar dan mengurangi mendidik.
Psikologi remaja cenderung “dak nenger dipadah”. Oleh karenanya perlu berbagai formula pencegahan dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan remaja saat ini.
Keberadaan geng motor pastinya tidak bisa disepelekan, sebab keberadaan mereka jelas meresahkan serta membuat kegaduhan sosial. Menunjukkan kekuatan geng dengan senjata tajam dan kendaraan yang sudah dimodif guna menunjukkan identitas diri dijalanan adalah bagian dari hal yang mengkhawatirkan bagi masyarakat.