Mengelola Perubahan Ekonomi di Bangka Belitung: Tantangan dan Peluang di Era Turbulensi
M. Makhdi.-Dok Pribadi-
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan rasa kepemilikan di antara anggota organisasi terhadap perubahan yang sedang berlangsung. Ketika seluruh anggota organisasi merasa terlibat dalam proses perubahan, resistensi akan berkurang, dan komitmen terhadap keberhasilan perubahan akan meningkat.
Transformasi birokrasi dan politik memerlukan pemimpin yang mampu menginspirasi ASN dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersikap lebih proaktif dalam menghadapi perubahan. Pemimpin harus bisa menavigasi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, dan memastikan bahwa perubahan yang diimplementasikan membawa hasil yang berkelanjutan.
Tahap terakhir dari model perubahan Kurt Lewin, yaitu refreezing, merupakan langkah penting untuk memastikan perubahan menjadi bagian permanen dalam organisasi. Dalam konteks Bangka Belitung, ini berarti mengintegrasikan diversifikasi ekonomi ke dalam budaya kerja pemerintahan dan masyarakat, serta memperkuat regulasi jangka panjang yang mendukung sektor-sektor baru seperti pariwisata, pertanian dan perikanan.
Bangka Belitung, yang sebelumnya bergantung pada sektor pertambangan, kini perlu mengembangkan sektor lain agar lebih tahan terhadap fluktuasi global. Dengan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang terarah, transformasi ekonomi ini dapat berjalan dengan baik, menciptakan pertumbuhan yang lebih stabil dan inklusif.
Meski tantangan seperti infrastruktur dan resistensi terhadap perubahan tetap ada, pendekatan yang sistematis dapat membantu mengatasi hambatan tersebut dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih stabil dan berkelanjutan.**