Pasukan Cakrabirawa dalam Peristiwa G30S PKI, Ini Dia Sosok Komandannya

Pasukan Cakrabirawa. Inzet: Untung Samsuri.-screnshot-

Sementara itu, ajudan jenderal A.H. Nasution yakni Pierre Tandean dan sang putri Ade Irma Nasution tewas dalam peristiwa.  Para pahlawan revolusi yang tewas dalam peristiwa G30S PKI dimakamkan dengan layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 5 Oktober 1965.

BACA JUGA:Dalam Rangka HUT TNI ke-79 di Monas, Pameran Alutsista Dikerubuti

Letnan Kolonel Untung 

Letnan Kolonel atau Letkol Untung merupakan Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa.  Letnan Kolonel Untung disebut-sebut sebagai sosok yang memimpin G30S PKI pada tahun 1965, serta berperan besar dalam peristiwa tersebut.

Dalam peristiwa kelam ini, Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief sebagai ketua pelaksanaan penculikan para petinggi AD.

Selain itu, pasukan Cakrabirawa atas arahan Letkol Untung juga membunuh para petinggi TNI dan jasadnya dimasukan ke dalam lubang sumur tua yang kini disebut 'Lubang Buaya'.  Pada tanggal 11 Oktober 1965, Letkol Untung berhasil ditangkap di Tegal saat dirinya hendak melarikan diri ke Jawa Tengah.

 Perisitwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI) tahun 1965 merupakan tregedi kelam bagi Tanah Air.

Letnan Kolonel Untung Syamsuri menjadi aktor utama dalam peristiwa berdarah yang menimpa perwira-perwira angkatan darat (AD).

Letnan Kolonel Untung Syamsuri merupakan komandan dibalik pemberontakan Pasukan Cakrabirawa.

Pasukan Cakrabirawa merupakan pasukan pengamanan presiden dan keluarga sebelum dibentuk Paspampres.

Pasukan ini terdiri dari pasukan TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU), dan Kepolisian Republik Indonesia.

BACA JUGA:Soekarno Tak Terbukti Lindungi PKI

Letkol Untung Syamsuri memiliki nama asli Kusman yang lahir pada 3 Juli 1926 di Desa Seruni, Deungbajul Kebumen.

Karier militernya dimulai saat dirinya menjadi anggoa Heiho, kemudian bergabung menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kini menjadi cikal bakal TNI.  Untung pernah ditugaskan di Madiun serta terlibat dalam peristiwa Madiun Affair 1948. 

Namun setelah peristiwa tersebut, ia kembali ke Jawa Tengah dan menjabat sebagai Komandan Kompi Batalyon 444 di Kleco, Solo.  Pada tahun 1962, ia pernah dituugaskan ke Sorong, Papu Barat dan menjadi bagian Operasi Mandala yang dipimpin Soeharto.

Tag
Share