Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Randi Syafutra-istimewa-

 

 

Oleh: Randi Syafutra, S.Si., M.Si.

Dosen Tetap Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam 

Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

 

Kerusakan lingkungan akibat tambang timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah terungkapnya kasus korupsi yang melibatkan PT Timah Tbk (TINS) dan sejumlah perusahaan swasta. 

 

Dalam konteks ini, penting untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi, faktor-faktor penyebabnya, dampaknya, serta langkah-langkah solutif yang dapat diambil untuk memitigasi kerusakan lingkungan tersebut.

 

Kita perlu memahami bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi akibat tambang timah tidak hanya berdampak pada aspek ekologis, tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial masyarakat. Dalam kasus ini, Prof. Bambang Hero Saharjo, seorang ahli lingkungan dari IPB University, melakukan perhitungan kerugian lingkungan dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut. Hasil perhitungannya mencapai angka yang mencengangkan, yakni sekitar Rp271,06 triliun. 

 

Bahkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyatakan bahwa kerugian negara mencapai Rp300,559 triliun, apabila ditambah dengan kerugian non-lingkungan sebesar Rp29,499 triliun.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kerugian lingkungan tersebut meliputi durasi waktu pencemaran, volume polutan, dan status lahan yang rusak. Salah satu dampak yang signifikan adalah penggundulan hutan untuk memberikan akses ke lokasi tambang dan memperluas area penambangan. Hal ini mengakibatkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, serta mengurangi keragaman hayati bahkan kepunahan lokal.

 

Pencemaran udara dan air juga menjadi masalah serius, karena proses penambangan dan pengolahan mineral menghasilkan debu dan gas beracun yang mencemari udara, serta limbah cair yang mengakibatkan pencemaran air dengan logam berat dan bahan kimia beracun. Kerusakan struktur tanah juga terjadi akibat aktivitas tambang timah, meningkatkan risiko erosi tanah dan longsor, serta mengubah pola aliran sungai.

Tag
Share