Setelah Nusantara Investasi 111 Tahun: Kini Sudah Ribuan Triliun Dollar AS

Safari Ans-screnshot-

Sebelum Nyimas Entjeh meninggal dunia tahun 1944 (diracun oleh Jepang), Nyimas Entjeh sempat menyerahkan kepada Soekarno untuk melanjutkan usaha yang telah dirintisnya guna mendirikan Nusantara Kerajaan Rakyat Indonesia (NKRI). Para tokoh perjuangan saat itu lebih suka memilih negara demokrasi ketimbang monarki. Sehingga NKRI kemudian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara otomatis pula kemudian hak Nyimas Entjeh atas FED, World Bank, IMF, BIS, dan UBS diteruskan oleh Soekarno yang kemudian dikenal M1 dalam sistem keuangan dan perbankan dunia sekarang. 

Pada periodisasi ini, masih perlu kajian dan penelitian yang mendalam tentang peran Nyimas Entjeh ini. Yang penulis sampai ini hanya sekilas pandang berdasarkan dokumen yang penulis baca dari keluarga Nyimas Entjeh. Karena Soekarno sendiri berkenalan dengan Ibu Inggit Garnasih ketika sering berkunjung ke kediaman Nyimas Entjeh di Bandung. Saat itu Ibu Inggit menjadi desainer dan penjahit busana keluarga Nyimas Entjeh. Apalagi teman kuliah Soekarno di ITB kala itu adalah anak angkat Nyimas Entjeh bernama Herman Cantius van Blommestein alias Otto.

Periode Recalling Asset

Pada periode ini berlangsung 1928 hingga 1965. Tahun 1928 ketika Soekarno masih berumur 27 tahun, ada 128 Raja Nusantara dibawah koordinasi PB X menyerahkan mandat kepada Soekarno untuk menata aset dan investasi Nusantara yang tersebar di berbagai negara yang dilakukan oleh beberapa konsultan keuangan dunia seperti Rothschild, JP Morgan, Rockefeller, dan lainnya. Pada masa ini terbitkan beberapa dokumen bank atas nama orang-orang yang dipercaya Soekarno 

pada masa itu. Seperti atas nama Suwarno, Chaerul Fatullah, Sarinah, Ronggolawe, Kiyai Djawahir, Danarasa, dan sebagainya. Soekarno banyak mempercayakan kepada sahabatnya tentang penitipan aset investasi ini. Namun, setelah tokoh tersebut meninggal dunia, hak aset tidak otomatis jatuh kepada anak keturunannya dan tidak bisa dihibahkan atau dikuasakan kepada pihak lain, tetapi kembali ke aset induk. Sahabat Soekarno banyak yang sudah tiada. Kini semua kendali aset dan investasi ada ditangan M1 yang lahir tahun 1901 (menurut dokumen kalangan ahli keuangan Yahudi dunia yang penulis baca, red).

Selain penyerahan aset dan investasi ini, Soekarno diberi tugas yang bernama Plan the Experts. Dengan aset ini Seokarno diminta untuk menjalankan 5 (lima) tugas utama. 1). Menghapus sistem kolonialisme (break dwon colonialism). 2). Memerdekakan bangsa dan menciptakan kesetaraan (free the nations and create equal start). 3). Mengontrol pinjaman negara yang baru merdeka (control the new nations through debt). 4). Menyatukan dunia (unity the world). 5). Berbuat baik sebanyak mungkin kepada sebanyak mungkin orang (as good as possible for as many as possible).

Periode Collection of Assets

Pada periode ini berjalan dari 1965 hingga 2000. Soekarno mulai menata aset yang tersebar di berbagai perbankan dan negara. Saat usaha itu sedang berlangsung, sistem yang dibangun dihijack oleh Rothschild pada tahun 1965 dengan memperlemah peran politik Soekarno melalui Peristiwa G30S/PKI. 

Para tokoh yang dipercaya pada periode Recalling Assets mulai kehilangan kepercayaan. Beberapa orang kepercayaan Soekarno mulai goyah ketika Soekarno wafat tahun 1970. Sehingga Tim yang telah dibentuknya melakukan kerja ekstra ketat, agar aset Nusantara tersebut tidak dapat dicairkan sebelum masanya. Usaha mereka berhasil, sehingga sampai kini tidak ada aset yang telah diinvestasikan itu cair hingga sekarang. 

Tetapi pada periode ini semua aset yang telah diinvestasikan terbukukan dengan baik dalam sistem perbankan. Sehingga semua aset yang telah diinvestasikan tercatat secara profesional baik di FED maupun di UBS. Bahkan IMF, World Bank Group, dan BIS (Bank for International Settlements) bekerja secara sempurna hingga saat ini.

Periode Digitalisasi Aset

Pada periode ini berlangsung dari tahun 2000 hingga 2014. Pada periode ini telah terjadi proses digitalisaai aset melalui perbankan dengan menggunakan satu portal menggunakan teknologi Quantum Financial System (QFS). Pada periode ini, semua dokumen-dokumen yang pernah tercetak pada periode sebelumnya dinyatakan tidak berlaku walaupun pihak bank mengakui bahwa dokumen tersebut dinyatakan asli, tetapi sudah tidak bisa diproses lagi. 

Karena sekarang, kendali sistem keuangan dan perbankan investasi aset Nusantara telah berada dalam satu kontrol penuh oleh Tim IT M1. IMF, World Bank Group, dan The Committee 300 telah merilis 886 account di bawah nama "White Spiritual Boy" (Anak Dewa). Nanun rintisan dibawah King ASM (Antonio Santiago Marthin) merupakan akal-akalan belaka. Usaha ini sebagai rekayasa terbesar untuk membongkar sistem perbankan dan keuangan yang telah dibangun Soekarno. Tetapi upaya ini, lagi-lagi gagal. Tetapi nama bank, nomor rekening, dan nilai yang sangat fantastis itu mendekati kebenaran. Data itu ada kesesuaian dengan data yang dimiliki Tim IT M1.

Ternyata uang yang ada di 886 account tersebut tidak bisa cair, kecuali oleh Soekarno saja alias komando Tim IT Soekarno. Nilai yang ada setiap rekening tersebut dirilis berikut nomor rekening. Tetapi semua rekening itu dibawah nama White Spiritual Boy agar dunia merasa nyaman, ketimbang menggunakan nama Soekarno. Pada periode ini dokumen bank tidak lagi berada pada perseorangan, tetapi telah berada dalam wadah atau satu portal yang sistem servernya berada pada dimensi lain alias tidak diketahui keberadaannya. Pada periode ini, aset Nusantara sudah bisa ditransaksikan melalui maya (nirkabel) banking ke seluruh bank di dunia.

Periode Implementasi

Tag
Share