CERPEN RUSMIN SOPIAN: Lelaki yang Diludahi Narasi Sesat

ilustrasi cerpen-koranbabelpos.id-

"Dan kami akan mengawini kamu dengan lelaki di kampung kita. Walaupun lelaki di kampung kita itu tidak bekerja," lanjut pamannya.                 

Usaha Aisyah untuk menjernihkan persoalan tak pernah digubris keluarganya. Penjelasan yang ia sampaikan tak juga pernah mau didengarkan keluarganya. 

Bahkan ayah, ibu, kakak, serta adik-adiknya pun terprovokasi dengan hasutan dari pamannya.

"Kalau Pamanmu tak setuju, kami pun sebagai orang tuamu tak bisa merestui hubungan kalian. Selama ini Ayah menitipkan dirimu kepada Pamanmu. Dia pengganti Ayah saat kamu di perantauan," ungkap Ayah Aisyah.

"Apalagi Pamanmu paham betul dengan watak dan karakter lelaki pilihanmu. Dan kamu ingat bagaimana nasib adik-adikmu kalau suamimu pelit? Apa kamu bisa membantu adik-adikmu untuk meneruskan sekolahnya?," tanya Ayahnya. 

BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Smash untuk Merah Putih

Aisyah akhirnya tak bisa berbuat banyak. Hanya berpasrah kepada nasib. Dirinya telah gagal mempersuasi tentang lelaki yang telah merenggut kehormatan dirinya kepada keluarganya.

Dan ketika Rafik mengutarakan niatnya untuk melamarnya, Aisyah sempat menahannya. Melarangnya untuk datang ke rumah Pamannya. Ribuan argumen dilontarkannya. 

Sebagai lelaki sejati Rafik tak mau dibilang sebagai perusak anak orang. lelaki beranak tiga itu ingin mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya terhadap Aisyah. Hanya di depan wanita itu dirinya bermartabat dan berharga diri.

"Saya akan datang melamar mu. Saya akan mempertanggungjawabkan dosa yang telah kita lakukan," ujar Rafik.

"Walaupun keluarga saya menolaknya," tanya Aisyah.

"Sebagai lelaki sejati saya siap menerima resiko itu. Termasuk penolakan dari keluargamu," jawab Rafik dengan narasi heroik menenangkan suasana hati Aisyah yang gelisah bak koruptor yang sedang membaca surat panggilan dari aparat hukum.

Malam semakin jauh. Cahayanya makin redup. Angin malam pun enggan berhembus. Kerlap-kerlip binatang di langit menjadi saksi perjalanan pulang Rafik dari rumah Aisyah dengan membawa berita duka. 

Sejuta kekecewaan yang didapatnya menghantarkannya menuju rumahnya. Dan terbayang di wajahnya,  tatapan mata ketiga anaknya yang sedang menanti berita gembira untuk mereka. Tentang ibu baru mereka yang akan mengasihi mereka hingga dewasa.

Di kejauhan malam terdengar lagu sesat dari radio mobil yang membelah malam.

Tag
Share