CERPEN RUSMIN SOPIAN: Lelaki yang Diludahi Narasi Sesat
ilustrasi cerpen-koranbabelpos.id-
Lelaki setengah baya itu bergegas meninggalkan sebuah rumah yang masih dipenuhi orang-orang. Suara hiruk-pikuk masih menderu dari rumah yang terletak di pojok kampung itu.
Langkah lelaki setengah baya itu cepat sekali. Bak para koruptor yang memasuki kantor aparat hukum menghindar dari kerumunan wartawan.
Sinar rembulan yang temaram yang menyinari wajahnya. Tergambar sebuah raut muka kecewa dan menahan sebuah rasa kesal yang tak terperikan.
Penolakan yang disampaikan keluarga wanita yang telah mengikat hatinya selama ini, bukan hanya menampar wajahnya, namun mengoyak harga dirinya sebagai lelaki.
BACA JUGA:CERPEN DENIS FEBI YOLANDA: Dun dan Ceritanya Tentang TawaBACA JUGA:CERPEN DENIS FEBI YOLANDA: Dun dan Ceritanya Tentang Tawa
Martabat dirinya sebagai lelaki terkucilkan. Rasa malu menjalari seluruh tubuhnya. bahkan kemaluannya pun terasa tercabik-cabik dengan narasi penolakan itu.
"Mohon maaf, Pak. Kami sekeluarga telah bermusyawarah dan akhirnya memutuskan untuk tidak dapat menerima pinangan saudara sebagai calon suami ponakan kami," ungkap salah satu ponakan wanita yang dicintainya.
Jawaban penolakan itu membuatnya tak berdaya. Tak ada apologi. Harga dirinya sebagai lelaki tercabik-cabik. Hanya diam yang bisa dia dilakukannya.
Nafasnya seolah-olah sempat terhenti. Sementara wanita yang dilamarnya pun tak bisa berbuat banyak.
BACA JUGA:CERPEN: Kebaikan Hati Si Beruang MaduBACA JUGA:CERPEN: Kebaikan Hati Si Beruang Madu
Hanya termangu di sudut ruangan tamu yang menjadi tempat pertemuan malam itu. Sementara dari sudut bola matanya terlihat air mata yang menetes membasahi ubin rumah.
Sebagai lelaki dewasa, dirinya sudah pantas mencari pendamping hidup untuk anak-anaknya usai istrinya wafat.
Dan ketika seorang wanita dari seberang yang bernama Aisyah bekerja di tempatnya, lelaki yang bernama Rafik itu seolah mendapat energi baru dalam kehidupan asmaranya.
Maklum selama ini Rafik dikenal sebagai lelaki religius dan terkesan pendiam. Bahkan terkesan rendah diri.