CERPEN RUSMIN SOPIAN: Lelaki yang Diludahi Narasi Sesat

ilustrasi cerpen-koranbabelpos.id-

Aisyah tidak cantik sebagaimana bintang-bintang sinetron yang sering dilihatnya di televisi. Tapi wanita ini memiliki sifat menarik dan mudah bergaul. 

BACA JUGA:CERPEN: Sang Pewarta

Suara tawanya yang renyah membuat Rafik sangat ingin meminangnya untuk ibu bagi anak-anaknya. 

Apalagi jabatannya sebagai kepala kantor sebuah perusahaan susu ternama, di mana Aisyah juga bekerja di sana sebagai staff, membuat hubungan keduanya mengalir. Dari hubungan atasan dan bawahan akhirnya menjelma sebagai hubungan istimewa dua anak manusia. 

Hubungan dua anak manusia dewasa yang berlainan kelamin ini, akhirnya mengikat keduanya dalam gairah sebagai manusia dewasa. Harga diri Rafik pun tereskalasi ke langit. Aisyah benar-benar membuatnya mampu tampil sebagai lelaki sejati yang bermartabat.

Pada suatu malam yang bening dan dibalik indahnya sinar rembulan, kedua anak manusia itu memacu diri dalam gairah.  Keduanya menjadikan malam yang bening sebagai malam kesesatan dengan mengumbar gairah manusia dewasa. Keduanya terlelap dalam selimut asmara. 

BACA JUGA:CERPEN: Tak Ada Lagi Lahan Kosong untuk Kuburanku Nanti

" Aku akan bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan malam ini. Aku akan bertemu dengan kedua orang tuamu untuk meminangmu sebagai istri dan ibu dari anak-anakku," janji Rafik.

"Terima kasih, Pak. Aku siap menjadi istri dan ibu dari anak-anakmu," ucap Aisyah dengan nada lirih. 

Dan sebuah kecupan mesra dilontarkan Rafik dari bibirnya terhadap kening Aisyah yang masih berkeringat. Hubungan asmara dua anak manusia ini, akhirnya tercium oleh keluarga Aisyah. Mereka pun berang. 

Sejuta diksi serapah terlontar dari mulut bau mereka hingga ke angkasa. Mengejutkan kunang-kunang, mengagetkan bintang gemintang yang sedang berwarna-warni menghias jagad raya.

"Apa yang kamu harapkan dari lelaki duda pelit itu. Apa? Harta?," tanya paman Aisyah dengan nada geram.

BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Pengarang Kehidupan

"Apa kamu pikir kamu akan mendapatkan hartanya? Kamu jangan bermimpi," sambung bibinya.

"Sudah puluhan tahun kami bergaulnya dengan lelaki itu. Kami sudah hafal watak dan karakternya. Dan mohon camkan kata-kata kami ini. Kami tidak setuju dengan lelaki itu. Titik," tandas pamannya dengan nada keras.

Tag
Share