CERPEN RUSMIN SOPIAN: Pengarang Kehidupan

--

MARKUDUT kaget. Hampir tak percaya. Bak mimpi. Tak ada tanda-tanda dari alam, bahwa dirinya akan mendapat perlakuan istimewa dari publik. 

Mulai dari para pejabat provinsi hingga ketua RT, tempat ia tinggal. Juga tak terkecuali dari para warga kampungnya yang menjadikannya sebagai idola baru. Menumbangkan para pesohor.

Kini nama Markudut bak selebritis. Semua orang wajib tahu tentang Markudut. Termasuk alamat rumahnya.  Bahkan berselfie ria dengan Markudut telah menjadi icon bagi warga Kampung dan para pejabat . 

Ada kebanggaan tersendiri bagi mereka, ketika memosting foto bersama Markudut di media sosial. Apakah di Facebook, Twitter atau pun Instagram.

BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Smash untuk Merah Putih

Lelaki setengah baya itu sungguh tak menyangka. Sama sekali tak menyangka. Tak ada dalam kamus otak lelaki  pensiunan ini dirinya akan menjadi pujaan. Akan menjadi kejaran orang sekampung untuk diajak berfoto ria. Menjadi bahan pembicaraan publik di berbagai media sosial. Sama sekali tak pernah terlintas dalam otak tuanya.

Cerpennya yang berjudul "Presiden, Datanglah ke Kampung Kami" yang dimuat di sebuah harian di Ibukota telah menjungkirbalikkan fakta hidupnya dan kehidupannya. 

Bermula dari cerpen itulah, hidup dan kehidupannya seolah dimulai. Padahal menulis cerpen dilakukannya untuk mengisi masa senggangnya. 

"Daripada otak buntu, lebih baik menulis cerpen," pikir Markudut.

Toh dia pernah ikut pelatihan menulis cerpen saat dirinya masih bekerja di sebuah kantor pemerintah.

Tak perlu memakan waktu yang lama, setelah cerpen itu dimuat, ternyata Presiden memang datang ke kampung mereka untuk meresmikan sebuah proyek yang sempat terbengkalai. 

BACA JUGA:CERPEN: Sang Pewarta

Melalui cerpen itu, hidupnya terangkat ke langit. Semua orang memandangnya dengan takjub. Semua mata mengagumi dirinya. Dari ujung kaki hingga ujung rambut. Semua orang memujinya setinggi langit dengan diksi-diksi indah. Semua orang tiba-tiba mengidolakannya.

"Luarbiasa Pak Markudut. Pak Presiden datang ke kampung kita setelah membaca cerpennya,"  puji seorang warga saat para warga sedang kongkow-kongkow di warung Mang Timbul.

Tag
Share