10 TANDA LEMAHNYA IMAN

H. Johan Muhammad Nasir-Dok Pribadi-

“Iman ialah kesabaran dan kelapangan hati.” (Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah No. 554)

 

Keenam: Jarang membaca Al-Quran dan zikir

Sudah berapa lama kita tidak membaca al-Quran? Sepekan, sebulan, atau bahkan setahun?

Berapa sering kita berzikir mengingat Allah ‘azza wajalla, hanya setelah shalat saja, atau setelah shalat pun tidak berzikir dan langsung keluar masjid?

Maka, waspadalah, karena lalainya kita dari membaca al-Quran adalah tanda lemahnya iman. Kenapa bisa demikian?

Orang yang imannya kuat adalah orang yang selalu mengingat Allah ‘azza wajalla. Di mana pun dan kapan pun. Ia memiliki semangat untuk terus menggali makna di balik ayat-ayat Allah ‘azza wajalla. Artinya, interaksi dirinya dengan al-Quran tentu sangat sering.

Sebaliknya, orang yang lemah imannya adalah orang yang paling lali dari mengingat Allah ‘azza wajalla. Jangankan menggali makna di balik ayat-ayat al-Quran, membacanya saja ia tidak ada keinginan, berzikir saja jarang.

 

Ketujuh: Gila hormat, jabatan, dan ketenaran

Jika diri kita mulai merasa nyaman dan sangat menikmati pujian orang lain, sangat menikmati ketenaran, sangat menikmati gelar dan jabatan, tanpa diiringi ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla, maka kita patut untuk waspada. Sebab semua itu merupakan tanda lemahnya iman.

Fenomena seperti ini telah jauh-jauh hari diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ

“Kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan dihari kiamat, ia adalah seenak-enak penyusuan dan segetir-getir penyapihan.” (HR. Al-Bukhari No. 7146)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah mengingatkan tentang hakikat kepemimpinan dan jabatan,

إِنْ شِئْتُمْ أَنْبَأْتُكُمْ عَنِ الْإِمَارَةِ وَمَا هِيَ؟ أَوَّلُهَا مَلَامَةٌ، وَثَانِيهَا نَدَامَةٌ، وثَالِثُهَا عَذَابٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا مَنْ عَدَلَ

“Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan, dan apa kepemimpinan itu? Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab di hari kiamat, kecuali pemimpin yang adil.” (HR. Ath-Thabarani No. 132 dalam Mu’jam al-Kabir, 18/71)

Tag
Share