Dorong Guru Profesional, Dosen Unmuh Babel Lakukan Bimbingan PTK Bagi Guru Muhammadiyah Belitung

--

Menilik rendahnya kemampuan guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung melakukan Pelatihan PTK bagi guru di lingkungan Sekolah Muhammadiyah yang ada di Kabupaten Belitung. Pelatihan tersebut dilakukan secara langsung di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Belitung, tepatnya di Tanjungpandan, 7-9 Maret 2024 lalu. Ketiga Dosen tersebut adalah Iful Rahmawati Mega, M.Pd., selaku Ketua, Haiyudi, S.Pd., M.Ed. dan Rifky Hanif Setiawan, M.Pd., selaku Anggota. 

Program pengabdian kepada masyarakat ini disambut langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Belitung, H. Turfan, di Aula Pimpinan Daerah Muhammadiyah Belitung. Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung atas atensi kepada para guru di lingkungan sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Belitung. 

“Terima kasih kami ucapkan kepada tim dosen Unmuh Babel atas atensinya kepada rekan-rekan guru yang ada di sekolah-sekolah Muhammadiyah Belitung. Oleh karena itu, kepada guru-guru yang ditugaskan, diharapkan dapat mengikuti dengan seksama hingga selesai dan menghasilkan luaran. Program ini penting untuk meningkatkan wawasan kita bersama supaya kita menjadi lebih profesional dalam mengemban amanah sebagai guru. Guru Profesional, Murid Kompeten” Ucapnya. 

Dalam pelaksanaannya, program Pengabdian Kepada Masyarakat yang disponsori oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengebbangan melalui skema RisetMu tersebut berlangsung dengan kondusif. Iful Rahmawati Mega, M.Pd, selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru yang ada di lingkungan sekolah Muhammadiyah Kabupaten Belitung. 

“Jika melihat beberapa penelitian, kemampuan penelitian tindakan kelas (PTK) guru-guru sangat rendah, tidak hanya di lingkungan sekolah Muhammadiyah Bangka Belitung, melainkan bagi guru pada umumnya. Hal ini akan menghambat profesionalisme guru dalam menyikapi dinamika dalam kelas” Ucap Iful selaku ketua tim pengabdian kepada masyarakat. 

Kegiatan ini dirancang tidak hanya satu kali pertemuan saja, melainkan akan diadakannya pertemuan untuk tindaklanjut produk dari pelatihan ini. Masing-masing guru yang hadir dalam pelatihan ini ditargetkan untuk menerbitkan satu artikel di berbagai jurnal yang relevan. Ini menjadi pemacu bagi guru-guru untuk terus mengupgrade diri.

Pada hari pertama, Haiyudi, S.Pd., M.Ed. menyampaikan materi tentang gambaran umum Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ia mengatakan bahwa semua guru wajib memiliki kompetensi ini supaya dapat menyesuaikan kebutuhan di dalam kelas. Selain itu, kompetensi ini juga dianggap penting agar guru dapat menyelesaikan permasalahan di dalam kelas guna mencapai pembelajaran yang berarti (Meaningful Learning). Hal ini sering luput dari pantauan guru dan pengawas. Guru masuk ke dalam kelas hanya sekadar menyampaikan materi, bukan mengajar apalagi mendidik. 

“Banyak guru yang ketika masuk ke dalam kelas hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. Guru tidak melakukan analisis kebutuhan yang ada pada kelasnya. Jangankan menyiapkan media, model ataupun strategi pengajaran, kadang mereka hanya datang untuk memberikan tugas lalu ditinggalkan. Ini merupakan tantangan. Tapi ini terjadi di beberapa sekolah diluar sana. Tidak terjadi di lingkungan Muhammadiyah Kabupaten Belitung” Ucapnya bercanda. 

Pada hari kedua, semua peserta melakukan praktik langsung mulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan, membuat judul, hingga menuliskan outline dalam penulisan proposal penelitian tindakan kelas. Rifky Hanif Setiawan, M.Pd., selaku narasumber mengatakan bahwa dengan menulis outline kita akan lebih mudah dalam menulis keseluruhan. Proposal yang ditulis maupun makalah/paper penelitian akan lebih terukur dan sistematis. 

“Kita harus membuat rancangan dalam proses menulsi paper penelitian. Hal ini dikarenakan kita harus membuat konsep yang terukur. Selain itu, jangan menganggap melakukan PTK ini sebagai beban. Bapak dan Ibu bisa mengambil data kapanpun kita mau. Hanya semangat menulisnya yang harus dipertahankan” Ucapnya dengan semangat. 

Sebagai hasil, belasan guru telah mengirimkan naskah masing-masing yang telah ditulis mulai judul hingga metode penelitian. Selanjutnya pendampingan akan dilakukan melalui platform online untuk memantau perkembangan hingga publikasi di jurnal.(rel) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan