Tiga Pemimpin Muslim Pembebas Tanah Al Aqsha
Sultan Hamid II-sreenshot-
Pada tahun 638 M, tentara muslim mulai bermunculan di sekitar Yerusalem sebagai bentuk pengepungan.
Patriark Sophronius sebagai perwakilan pemerintah Bizantium serta pemimpin Gereja Kristen hanya ingin menyerahkan kunci kepada Umar bin Khattab.
Padahal ada banyak tentara Muslim di bawah komando Khalid bin Walid dan Amr bin Ash telah mengepung kota.
Mendengar kondisi tersebut, Umar bin Khattab meninggalkan Madinah, berjalan sendirian dengan seekor keledai dan seorang pembantunya.
Umar bin Khattab tiba di tanah Al-Aqsha dan disambut dengan baik dengan Sophronius dan membuat sebuah perjanjian yang ditandatangi beberapa jenderal tentara Muslim.
Penduduk Yerussalem pun menginginkan hidup dengan damai dan menetapkan kota suci itu hendaknya diserahkan kepada Khalifah Umar bin Khattab.
Umar bin Khattab dalam Al-Majma’ Az Zawa’id mengatakan “Seaik-baik tempat tinggal adalah Baitul Maqdis. Orang yang hidup disana seperti mujahid di jalan Allah. dan sungguh akan datang zaman ketika seseorang berkata, “jika saja aku ini adalah bata dari dindin Baitul Maqdis”.”
2. Shalahuddin Al-Ayyubi
BACA JUGA:Kapten Hingga Mayor Pasukan Elite Israel Tewas, Dalam Pertempuran Hebat di Gaza
Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi salah satu tokoh tersohor dalam sejarah umat islam yang membebaskan tanah Al-Aqsha.
Pada tahun 1099, Yerussalem direbut oleh tentara salib dan diperkirakan setidaknya 10.000 atau bahkan 75.000 penduduk Yerussalem terbunuh dalam peristiwa tersebut.
Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil merebut kembali Kota Baitul Maqdis pada tahun 1197 dengan menjamin ketenteraman untuk semuanya.
Pasukan salib pasrah dalam pertempuran tersebut dan menyerahkan Baitul Maqdis kepada Sultan Shalahuddin.
Shalahuddin berjuang dengan kekuatan militer dan juga membangun kekuatan lain sebagai penopang kekuatan militer tersebut.
Beliau menjadikan pendidikan sebagai sarana mendidik generasi islam untuk cinta kepada islam dan rela berjuang demi Islam.