Akulturasi Tionghoa di Nusantara, Rayakan Imlek dan Cap Go Meh
![](https://babelpos.bacakoran.co/upload/4caea85f2d505e958b7d0c2d22614f15.jpg)
Pameran yang Ditampilkan.-screnshot-
MUSEUM dan Cagar Budaya menggelar pameran bertajuk "Kongsi: Akulturasi Tionghoa di Nusantara.
-------------
PAMERAN ini berlangsung di Museum Nasional Indonesia selama tiga bulan sejak 11 Februari 2025.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan pada pameran ini akan hadir berbagai macam ekspresi budaya Tionghoa dari peninggalan-peninggalan terdahulu hingga kontemporer.
"Kita ingin museum ini menjadi tempat untuk edukasi literasi dan membuka mata masyarakat kita tentang kekayaan budaya kita," terang Fadli pada pembukaan pameran, 10 Februari 2025.
Menurutnya, pertukaran budaya merupakan hal yang tak terhindarkan dan telah berlangsung sejak lama.
"Akulturasi ini adalah sebuah perjalanan dan kenyataan yang sudah lama berlangsung dan memperkaya budaya kita."
Mulai dari budaya yang sifatnya material, budaya yang sifatnya intangible dan tangible, sampai budaya yang sehari-hari seperti kuliner dan lain-lain.
Disebutkannya beberapa koleksi yang ditampilkan pada pemeran ini bukan hanya milik Museum Nasional Indonesia, melainkan juga dipinjamkan oleh kolektor-kolektor.
Beberapa yang disebutkannya seperti berbagai karya sastra, lukisan, furnitur, hingga musik oleh tokoh legendaris Tionghoa yang mewarnai perjalanan bangsa.
"Sekarang kita berada di ruang lukisan karya besar Lee Man Fong. Kemudian tadi juga kita lihat ada penerbitan buku-buku dari Tan Koen Swie. Ada majalah Sinpo yang memuat Indonesia Raya untuk pertama kalinya tahun 1928. Dan juga ada piringan hitam yang dibuat waktu itu oleh Yo Kim Tjan dari Orkes Musik Populair."
Jadi, lanjutnya, "Akulturasi, asimilasi budaya, dan dialog kebudayaan itu menjadi sebuah keniscayaan di Nusantara ini. Itulah kira-kira yang ingin kita rayakan."
Sementara itu, tajuk pameran "Kongsi" ini diambil dari bahasa Hokkian "gongsi", yang berarti kerja sama.
Seperti namanya, pameran ini menyoroti bagaimana interaksi masyarakat Tionghoa dan Nusantara menciptakan warisan budaya yang kaya dan harmonis.