4 Langkah Mewujudkan Praktik Baik Literasi di Sekolah

Perpustakaan Pribadi Keluarga-Budi-

OLEH SARI YUNIARTI

Praktik baik literasi sangat berhubungan dengan keterampilan membaca dan menulis. Bukan rahasia umum lagi bahwa praktik membaca di Indonesia masih rendah. Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 (studi tentang minat baca) menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara. Peringkat tersebut menunjukkan bahwa minat baca yang sangat rendah. Itu baru minat baca. Belum lagi jika kita berbicara soal kemampuan baca. 

Namun, bukan berarti harus menyerah dengan kondisi tersebut. Sekolah dapat melakukan dan berupaya untuk meningkatkan minat baca dan menulis bagi siswa. Kemampuan itu nantinya juga akan meningkatkan praktik baik literasi di sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah adalah menjadikan perpustakaan sekolah sebagai penggerak literasi. 

Perpustakaan sekolah bukan hanya sekadar pelengkap saja. Lebih dari itu, perpustakaan sekolah bisa menjadi wahana perubahan bagi inividu (siswa) untuk menjadi pelajar proaktif, bukan hanya siswa yang membaca karena tugas belaka.

 

BACA JUGA:CERPEN Kebaikan Hati Si Beruang Madu

 

Perpustakaan dapat menjadi pusat bagi siswa dan guru untuk menguasai kemampuan literasi. Perpustakaan juga dapat sebagai infus bagi siswa dan guru untuk mendapat energi pengetahuan dalam praktik litarasi.

Tentu bukan perkara mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Usaha segenap pengelola perpustakaan dan pustakawan saja tidak cukup. Dibutuhkan dukungan penuh dari pihak sekolah dalam menyukseskan program-program praktik literasi. Program-program yang dibuat dan disusun tidak hanya milik pengelola dan pustakawan, tapi milik bersama sekolah.

Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam mewujudkan perpustakaan sebagai penggerak literasi di sekolah, yakni koleksi dan program.

 

1. Koleksi 

Koleksi buku di perpustakaan harus memenuhi keinginan pembaca. Maksudnya adalah koleksi yang ada di perpustakaan mampu menjawab keinginan para pembaca. Tidak hanya banyak dan beragam, koleksi perpustakaan harus terus diperbaruhi. 

Semakin banyak jenis dan media baca yang dimiliki oleh perpustakaan, maka akan semakin memiliki potensi untuk dikunjungi. Potensi ini mesti terus dipelihara agar minat baca siswa dan guru tidak turun dan bertahan (stagnan), akan tetapi terus meningkat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan