Antara Ekspektasi dan Realitas: Ketika Laporan Orang Tua Menggerus Otoritas Pendidik
Handika Yuda Saputra-Dok Pribadi-
Oleh: Handika Yuda Saputra, S.Pd., M.Pd
Sekretaris Umum DPD IMM BABEL
Diskriminasi terhadap guru yang sering kali dilaporkan oleh orang tua siswa adalah fenomena yang memunculkan keprihatinan dan ironi dalam sistem pendidikan.
Sebagai figur kunci dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya dihadapkan pada tuntutan untuk mencerdaskan siswa, tetapi juga sering kali berhadapan dengan tekanan dari berbagai pihak, termasuk orang tua yang memiliki ekspektasi beragam.
Ketika peran mereka sebagai pendidik dibatasi oleh laporan-laporan yang kerap kali bernada negatif dari orang tua, posisi guru terancam tereduksi menjadi sekadar pihak yang harus menuruti keinginan dan persepsi orang tua.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah laporan yang dilakukan oleh orang tua selalu objektif, atau justru sarat dengan bias dan prasangka yang akhirnya memperlemah otoritas dan profesionalisme guru dalam dunia pendidikan?
Dalam konteks ini, kita dapat melihat bahwa laporan-laporan yang dilakukan oleh orang tua siswa sering kali didasari oleh persepsi yang tidak lengkap atau pemahaman yang sepihak tentang kinerja guru di sekolah. Sebagai orang yang tidak terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas, orang tua hanya mendapatkan gambaran sebagian kecil dari interaksi antara guru dan siswa.
Akibatnya, laporan yang mereka buat bisa saja sangat subjektif dan cenderung didorong oleh perspektif atau kepentingan pribadi, bukan demi kepentingan pendidikan yang lebih luas. Misalnya, jika seorang siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan, sebagian orang tua mungkin langsung menyalahkan guru, tanpa mempertimbangkan faktor lain seperti motivasi belajar anak, disiplin belajar di rumah, atau keterbatasan sumber daya sekolah. Dalam hal ini, laporan orang tua cenderung mencerminkan rasa tidak puas pribadi ketimbang penilaian yang obyektif terhadap kualitas pengajaran.
Fenomena diskriminasi melalui laporan orang tua ini sebenarnya mencerminkan dinamika kekuasaan dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, orang tua memiliki pengaruh besar terhadap institusi sekolah, terutama dalam lingkungan pendidikan swasta atau sekolah dengan sistem yang sangat bergantung pada masukan dari pihak luar.