Cerpen Marhaen Wijayanto: Ifan Belum Merdeka

Senin 09 Sep 2024 - 11:02 WIB
Editor : Budi Rahmad

Sebenarnya dia ingin berontak. Tapi apa daya, ia hanya siswa tak berkutik kala dibentak. Label nakal, usil, dan tak tahu aturan seperti sudah terkalung. Tiap kesalahan di kelas, dia yang harus menanggung. Ifan hanya siswa, anak kecil mungil tak berdaya di hadapan Pak Galak. Kelas Ifan seperti pertunjukkan film anak yang malah dimenangkan oleh monster galak. 

 

Ifan membayangkan mendadak bisa mengubah diri menjadi pehlawan penyelamat kota. Sedangkan monster kota di depannya itu segera ia hancurkan dengan kekuatan yang ia dapatkan dari berguru. Semacam cahaya gaib yang keluar dari lengannya. Menyorot deras menuju monster hingga tubuhnya hancur berkeping.

BACA JUGA:CERPEN MARHAEN WIJAYANTO: Sambal Terasi

Sebenarnya dia ingin meniru superhero di teve yang berhasil mengalahkan monster, tapi sayang ia tak berdaya karena hanya seorang siswa, sedang yang dihadapinya adalah guru. Andai ia mampu berubah menjadi ultramen, Ifan bangkit dan menghantam Pak Galak dengan kekuatan ajaib. Tapi sayang, ia hanya siswa. 

 

Ifan dan teman sekelasnya jadi superhero yang kalah. Seperti ultramen yang terbantai oleh ketidakberdayaan, kewenangan sutradara yang bernama Pak Galak. Monster di kelas itu beratus episode telah menjelma jadi pemenang.

Film superhero yang tak layak ditujukan pada anak. Kekerasan dan kekalahan superhero bukanlah pertunjukkan yang elok untuk anak sekecil itu.

 

 Ultraman selalu saja kalah. Ia tumbang melawan monster musuh anak yang sangat ponggah. Ultraman tetap kalah, mesti dia jadi pemenang di arena lain. 

“Biasanya seperti ini ya seperti ini,” kata Pak Galak. 

 

Sembari mengepulkan asap rokok, ia menyuruh anak didiknya mencatat berlembar-lembar buku. Anak kelas tiga SD sudah mengepal-ngepalkan tangannya karena pegal. Ifan hanya bisa melirik ke sana ke mari. Ia dilarang bergerak. 

BACA JUGA:Puisi-Puisi Siswa Kelas XI-5 SMA Negeri 1 Sungailiat

Beberapa anak asma terbatuk karena Pak Galak semakin asyik mengepulkan asap rokok di kelas.  Tangan siswa gemetar karena takut dibentak oleh Pak Galak. Tak ada yang protes. Tangan calon pemimpin masa depan yang tak berdaya oleh Pak Galak. Kelas sudah seperti di bawah pohon angker karena tiap orang yang ada di sana tangannya gemetar. 

 

Kategori :