Oleh Mutiara Tazkia Althafunnisa
Di sebuah hutan, terdapat seekor Beruang madu yang dermawan. Beruang itu tidak pernah kehabisan madu walau ia suka berbagi madu miliknya. Karena begitu dermawan, banyak yang menyukainya.
Tidak hanya para beruang melainkan hampir seisi hutan menyukainya. Beruang itu tidak pernah berkata atau berbuat hal yang tidak baik dihutan, baik kepada sesama hewan, tumbuhan, sekalipun manusia.
Tempat tinggal Beruang itu berada di dalam sebuah gua yang bertempat di hamparan lembah hijau. Gua tempat Beruang itu tinggal tidak terlalu besar tetapi nyaman dan hangat.
Di Pojok kanan gua itu adalah tempat untuk menyimpan madu milik si Beruang. Sedangkan di pojok kiri tempat menyimpan madu untuk dibagikan. Di tengah-tengah ada perapian yang akan menghangatkannya bila ia kedinginan.
Di depan gua terdapat kolam kecil yang dipenuhi ikan. Serta berbagai macam bunga dan sayuran. Dihutan itu juga tidak ada sampah berserakan, selalu bersih.
Bukan karena peraturan melainkan karena kesadaran setiap makhluk hidup yang tinggal di hutan itu. Pemandangan di malam hari juga sangat indah. Langit yang dipenuhi bintang serta bulan yang bersinar terang menyinari seisi hutan.
Pada suatu malam, Beruang sedang bersantai di depan gua. Ia memandang langit dengan mata berbinar. Besok adalah hari dia akan berbagi madu lagi. Ia begitu senang sampai terjatuh dari kursinya.
Ia tertawa kecil kemudian bergegas melipat kursi santainya dan masuk ke dalam guanya. Ia merapikan kembali madu yang akan dibagikan dan menuju tempat tidurnya. Beruang tersenyum sebelum akhirnya tertidur lelap.
Hari yang dinanti Beruang tiba. Ia bangun dengan perasaan berdebar. Beruang sarapan terlebih dahulu. Ia sarapan dengan roti yang di baluri madu dan teh madu hangat, sarapan kesukaannya. Seusai sarapan, ia merapikannya dan menyiapkan sebuah gerobak besar yang akan dipenuhi madu—nantinya.
Beruang membersihkan gerobak lalu mengisinya dengan madu. Semua pekerjaan telah selesai. Beruang mulai berjalan sambil mendorong gerobak. Hewan pertama yang ia temui adalah sepasang Tupai yang sedang mencari makan.
Ia membagikan mereka masing-masing satu toples madu. Kedua Tupai itu senang. Mereka mengucapkan terimakasih kepada Beruang dan Beruang pun mengangguk. Kedua Tupai itu pun kembali ke sarang mereka dan tiba-tiba banyak hewan lain berbaris di depan gerobak madu milik si Beruang.
Beruang dengan senang hati memberikan madunya. Madu yang awalnya bertumpukkan perlahan habis. Tidak banyak madu tersisa dalam gerobak, hanya sisa lima toples madu.
Beruang kembali mendorong gerobak ke arah pinggir hutan. Ia tahu bahwa di pinggiran hutan lumayan banyak manusia. Dugaan Beruang benar.
Di saat ia tengah berjalan, ia melihat seorang anak manusia berusaha menjatuhkan buah dari sebuah pohon. Beruang bersembunyi dibalik pohon lain yang sangat besar juga dipenuhi semak-semak.