Masjid Qiblatain di Madinah Punya Dua Kiblat, Tempat Ziarah Jamaah Haji

Rabu 29 May 2024 - 21:42 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

Pada awalnya, kata Aswadi, kiblat salat untuk semua nabi adalah Baitullah di Makkah, seperti yang tercantum dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 96 : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah Baitullah di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

Sedangkan Al-Quds (Baitul Maqdis) ditetapkan sebagai kiblat untuk sebagian dari para nabi dari Bani Israil. Dari Madinah, Baitul Maqdis berada di sebelah utara, sedangkan Baitullah di bagian selatan. 

BACA JUGA:Makan 84 Kali Selama 28 Hari, Kemenag Minta Jemaah Haji Tidak Usah Bawa Beras

Ketika masih di Makkah, Nabi salat menghadap Baitul Maqdis, juga sekaligus menghadap Kakbah. Nabi menghadap ke utara, di mana posisi Kakbah searah dengan Baitul Maqdis.

Perubahan arah kiblat sendiri sudah diinginkan Nabi. Sebellum itu selama di Makkah Nabi salat menghadap ke Baitul Maqdis. Bahkan sampai di Madinah pun masih menghadap ke sana lebih dari setahun. Rasulullah terus memohon dab berharap agar kiblat dipindahkan ke Kakbah. 

Renovasi Masjid Qiblatain

Masjid Al-Qiblatain sudah mengalami beberapa kali pemugaran hingga renovasi. Awalnya masjid ini dikelola oleh Khalifah Umar bin Khatab. Lalu direnovasi dan dibangun kembali ketika Kesultanan Usmani berkuasa.

Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd pernah memperluasnya, merenovasi dan membangun dengan konstruksi baru, tetapi tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.

Kutipan ayat yang menerangkan peristiwa perubahan arah kiblat di Masjid Qiblatain. --Media Center Haji

Di bagian luar, arsitektur masjid terinspirasi dari elemen dan motif tradisional sehingga menampakkan citra otentik sebuah situs bersejarah.

BACA JUGA:Musim Haji 2024, Kemenag Nilai Garuda Sudah Gagal

Ruang salat mengadopsi geometri dan simetri ortogonal yang ditonjolkan dengan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua hanya dijadikan sebagai pengingat sejarah. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah kiblat.

Masjid Qiblatain awalnya memang memiliki dua arah mihrab yang menonjol yang umumnya digunakan oleh Imam salat, ke arah Makkah dan Palestina.

Usai renovasi, Masjid Qiblatain dibangun dengan memfokuskan satu mihrab yang menghadap Kakbah di Makkah. Sedangkan penanda kiblat lama yang ke Baitul Maqdis dipasang di atas pintu masuk ke ruang salat. Desainnya merupakan reproduksi mihrab Sulaimani seperti di ruang bawah kubah sakhrah (kubah batu) di Yerusalem mengingatkan kepada mihrab Islam tertua yang masih ada. (*)

 

Kategori :