Masjid Qiblatain di Madinah Punya Dua Kiblat, Tempat Ziarah Jamaah Haji

Rabu 29 May 2024 - 21:42 WIB
Reporter : Tim
Editor : Syahril Sahidir

SALAH satu masjid bersejarah yang wajib dikunjungi jamaah haji dan umrah di Madinah adalah Masjid Qiblatain. Letaknya 7 km di sebelah timur laut Masjid Nabawi. 

---------------

SAAT dibangun, masjid ini dinamakan Masjid Bani Salamah. Memang dulunya ini rumah Bani Salamah. Kemudian berubah menjadi Masjid Qiblatain karena sejarah perubahan kiblat di zaman Rasulullah. 

Masjid Qiblatain memiliki dua kiblat. Qiblatain artinya dua kiblat. Kiblat pertama yang menghadap ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis (Palestina). Dan kiblat kedua menghadap ke Kakbah di Masjidilharam, Makkah.

Masjid ini dibangun oleh Sawad bin Ghanam bin Kaab pada tahun kedua hijriah, tempat ini secara historis menjadi penting bagi umat Islam karena di sanalah turunnya wahyu Alquran kepada Nabi Muhammad untuk mengubah arah kiblat.

Menurut Prof Dr H Aswadi MAg, konsultan ibadah PPIH Daker Madinah, hal itu terjadi pada bulan Syaban. Saat itu Nabi Muhammad SAW memimpin para sahabatnya saat salat duhur. Kemudian diturunkan wahyu untuk menghadap ke arah Kakbah. 

BACA JUGA:Kisah Suami Istri Naik Haji Beda Kloter, Bertemu di Gerbang Romantis Nabawi

"Karena itu merupakan perintah langsung di rakaat kedua atau dua rakaat bagian yang kedua. Dan langsung baginda Rasul itu mengalihkan kiblatnya itu dari Baitul Maqdis ke Kakbah Baitullah.  Ini kemudian diikuti oleh semua jamaah," kata guru besar UIN Sunan Ampel ini.

Ada perbedaan pendapat mengenai waktu perpindahan arah kiblat tersebut. peristiwa itu terjadi tahun ke-2 Hijriah. Jadi, sebagian mufassir menyatakan bahwa itu terjadi di bulan Syaban. 

"Ada yang mengatakan di bulan Rajab. Ada yang mengatakan itu adalah hari Senin. Ada yang mengatakan itu hari Selasa. Ada yang mengatakan salat zuhur, ada yang mengatakan salat Asar," ujar Aswadi.

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari menyatakan bahwa itu terjadi saat salat duhur. “Pendapat yang paling tepat adalah salat yang dikerjakan di Bani Salamah pada saat meninggalnya Bisyr bin Barra' bin Ma’rur adalah salat duhur. Sedangkan, salat yang pertama kali dikerjakan di Masjid Nabawi dengan menghadap Kakbah adalah salat asar," ujarnya.

BACA JUGA:Katering Haji Indonesia di Makkah, Menu Sepekan Harus Beda

Peristiwa perpindahan kiblat itu  bermula saat Nabi Muhammad melayat ke rumah Bani Salamah. Lalu di tempat itu Nabi Muhammad salat duhur. Dua rakaat pertama masih menghadap Baitul Maqdis. Sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika baru saja menyelesaikan rakaat kedua.

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 144).

Begitu menerima wahyu ini, Rasul langsung berpindah 180 derajat, diikuti oleh semua jamaah menghadap Masjidilharam. 

Kategori :