KORANBABELPOS.ID.- Sederet pengakuan terdakwa Harvey Moeis dalam sidang Tipikor Tata Niaga Timah di IUP PT Timah 2015-2022, masih menimbulkan tanda tanya. Mulai dari soal dana CSR --yang dikatakan sebagai dana social bersama-- dengan pencatatan dan penggunaan yang tidak jelas transaksinya, hingga sejumlah percakapan yang bersangkutan di dalam Grup WA yang menyebut sosok yang justru tidak mau diakuiinya keberadaaannya.
Meski Harvey Moeis sempat mengaku 'baru belajar' untuk bisnis timah, namun faktanya di dalam Grup WA justru terlihat peran yang bersangkutan sangat dominan. Bahkan sosok wasit yang sempat disebut sebagai sosok yang berada di posisi tertentu digunakan oleh yang bersangkutan untuk 'menekan' komitmen para bos smelter.
Ketika Jaksa dalam sidang Kamis, 7 November 2024 lalu membacakan berita acara pemeriksaan Harvey Moeis, di grup WA 'New Smelter', ada pesan ke Harvey Moeis bahwa PT Timah membayar harga bijih timah lebih mahal. Namun, hanya untuk penjualan ke pelimbang kecil, bukan untuk partai besar.
BACA JUGA:Kesaksian Harvey Moeis: Dana Sosial Beli Alkes Covid 19
Harvey membalas:
'Siap Pak Dir, saya rasa sekarang akan lebih kelihatan siapa yang commit dan tidak. Dan kalau ketahuan, harus siap menanggung konsekuensinya, terutama dengan adanya wasit baru dari Jakarta'.
Di sini Harvey Moeis mengaku lupa siapa sosok wasit dari Jakarta yang dimaksud. Dia bahkan menyatakan istilah itu hanya karangannya saja.
"Wasit Jakarta mungkin karangan saya juga," ujarnya berkilah.
Dalam siding ini, JPU menghadirkan Ahli digital forensik dari Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Kejaksaan Agung, Deni Sulistyantoro. Di sini terkuak grup WhatsApp (WA) ada 2, masing-masing 'New Smelter' dan 'Update Pabrik'.
Siapa saja dalam grup WA itu?
Diantaranya adalah Harvey Moeis selaku perwakilan PT Refined Bangka Tin, Hendry Lie selaku beneficial owner atau penerima manfaat PT Tinindo Internusa, Suwito Gunawan alias Awi selaku penerima manfaat PT Sariwiguna Binasentosa.
Dominasi Harvey Moeis
Pengakuan Harvey Moeis yang menyatakan belajar bisnis timah, justru bertentangan dengan fakta dalam percakapan grup WA. Di percakapan WA justru terlihat bagaimana Harvey Moeis lah yang justru pengatur alur semua kebijakan dalam Kerjasama antara smelter wasta dengan PT Timah Tbk itu.
BACA JUGA:Siapa 'Wasit', 30-an Perusahaan Boneka & RKAB? Tipikor Timah Jilid 2?
Sebagai perpanjangan tangan PT RBT, Harvey terkesan menjadi otak bagaimana perjalanan MoU antara 5 smelter swasta dengan PT Timah Tbk itu terjadi. Di sini pula yang membuat crazy rich Pantai Indak Kapul (PIK) Jakarta Helena Lim serta para bos smelter --termasuk yang ikut memperoleh manfaat/owner-- menjadi terseret menjadi terdakwa. Termasuk Hendry Lie sudah menjadi tersangka --namun belum ditahan-- yang kabarnya hingga saat ini masih dirawat di Singapura.