Melindungi Generasi dari 'Virus' LGBT
Nurul Aryani-Arsip Babel Pos-
LGBT merupakan akronim dari Lesbian (perempuan menyukai perempuan), Gay (laki-laki suka laki-laki), Biseksual (tertarik terhadap dua jenis gender atau lebih) misalnya perempuan suka dengan perempuan dan juga laki-laki, dan terakhir Transgender (mempresentasikan individu yang mengubah penampilan hingga jenis kelaminnya yang berbeda saat ia dilahirkan), misalnya seorang laki-laki berpenampilan perempuan bahkan mengubah --mengoperasi-- bagian-bagian tubuhnya agar mirip dengan perempuan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa LGBT adalah bentuk penyimpangan seksual yang berlawanan dengan fitrah manusia.
Oleh Nurul Aryani (Aktivis Dakwah dan Tenaga Pendidik)
Mirisnya, Indonesia dengan budaya ketimuran justru telah menjadi rumah kelima terbesar bagi komunitas ini setelah Cina, India, Eropa dan Amerika.
Dari 250 juta penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 7,5 jutanya adalah LGBT. (Onhit;2016). Angka ini bisa saja lebih besar sekarang mengingat komunitas ini terus menyebarkan dan mengampanyekan aktivitas mereka.
LGBT di Dunia Pendidikan
Pada Maret 2024 lalu Satpol-PP Kabupaten Bangka Tengah melakukan razia atau sidak dan sosialisasi ke salah satu SMA Negeri di Bangka Tengah, hasilnya sungguh memprihatinkan. Diduga lima orang siswa laki-laki terlibat sebagai penggiat LGBT dan dua orang siswa perempuan diduga lesbian. (Wow Babel, 07/03/24).
BACA JUGA:Nilai-Nilai Ramadan dalam Pembelajaran Sebuah Refleksi
Razia yang dilakukan Satpol-PP Bangka Tengah adalah buntut ditemukannya oknum guru yang menjadi pelaku homoseksual (gay). Guru yang berjenis kelamin laki-laki ini bahkan sampai melakukan pencabulan terhadap siswa yang berjenis kelamin laki-laki pula. Sungguh memprihatinkan. (Babelpos, 07/03/24).