Hubungan Antara Bulliying dan Tingkat Kecemasan serta Depresi pada Remaja
Muhammad Fahri, Mahasiswa Hukum Universitas Bangka Belitung-Dok Pribadi-
Perundungan atau yang lebih dikenal dengan bullying merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh remaja di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Bullying tidak hanya menyebabkan dampak fisik tetapi juga psikologis yang mendalam bagi korbannya.
Oleh Muhammad Fahri (Mahasiswa Hukum Universitas Bangka Belitung)
Penelitian telah menunjukkan bahwa korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara bullying dengan tingkat kecemasan dan depresi pada remaja, serta membahas implikasi temuan ini terhadap kebijakan dan intervensi pendidikan.
Bullying dapat didefinisikan sebagai tindakan agresif yang dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau lebih individu terhadap korban yang lebih lemah atau tidak mampu membela diri. Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, sosial, dan siber.
BACA JUGA:Pendidikan Kunci Kemajuan Bangsa
Masa remaja adalah periode kritis dalam perkembangan psikososial, sehingga pengalaman bullying pada masa ini dapat berdampak serius terhadap kesejahteraan psikologis dan perkembangan emosional remaja.
Kecemasan dan depresi adalah dua kondisi psikologis yang sering dialami oleh remaja korban bullying. Kecemasan ditandai dengan perasaan khawatir yang berlebihan dan terus-menerus, sementara depresi ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, dan penurunan energi.
Kedua kondisi ini dapat mengganggu fungsi sehari-hari dan kualitas hidup remaja.Mengukur frekuensi dan jenis bullying yang dialami oleh partisipan. Kuesioner ini mencakup pertanyaan tentang pengalaman bullying fisik, verbal, sosial, dan siber.
BACA JUGA:Politik Uang Itu Mencederai Kesucian Pemilu
Skala Kecemasan Beck (BAI): Mengukur tingkat kecemasan partisipan. BAI terdiri dari 21 item yang menilai gejala kecemasan berdasarkan intensitasnya. Inventori Depresi Anak-Anak (CDI): Mengukur tingkat depresi partisipan. CDI terdiri dari 27 item yang menilai gejala depresi seperti perasaan sedih, kehilangan minat, dan perubahan pola tidur dan makan.Dari 300 partisipan, 45% melaporkan pernah mengalami bullying dalam bentuk fisik, verbal, sosial, atau siber.
Jenis bullying yang paling umum adalah bullying verbal (35%), diikuti oleh bullying sosial (30%), bullying fisik (20%), dan bullying siber (15%) Tingkat Kecemasan dan Depresi. Analisis data menunjukkan bahwa remaja yang mengalami bullying memiliki skor kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami bullying.
BACA JUGA:Disiplin Guru Budaya Sistem Pendidikan