Home Visit, Langkah Proaktif dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Menyelesaikan Permasalahan Siswa

Hanif Dewi Adaninggar-Dok Pribadi-

Tujuan utama dari pendidikan adalah pembentukan akhlak (budi pekerti), yakni pendidikan yang mampu melahirkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras, tahu membedakan yang benar dan yang salah, dan selalu mengingat Allah dalam setiap langkah dan perbuatan yang hendak dilakukannya. 

Untuk mencapai tujuan pendidikan ini tentunya lingkungan keluarga merupakan awal dari proses pembelajaran yang diterima oleh anak. Hal ini juga bahwa orantua merupakan penentu proses pendidikan keagamaan pada anak, baik keluarga maupun di masyarakat.

 

 

Oleh Hanif Dewi Adaninggar, S.Psi                                                                                                Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Pangkalanbaru

 

Sebagai pendekatan psikologi, peran keluarga dan perilaku anak sehari-hari yang baik dan jelek. Membangun komunikasi dengan orang tua siswa tidak selalu berkesan kaku namun tetap dalam suasana kekeluargaan dan nyaman menjadi masukan positif dalam menangani kasus anak dan merupakan suatu keharusan bagi seorang guru BK.

Permasalahan yang muncul terutama dari segi siswa sudah pasti juga berdampak secara psikologis. Oleh sebab itu, peran guru BK sangat penting dalam mengatasi hal tersebut. Guru BK perlu memahami bahwa setiap siswa memiliki pribadi yang unik. Di mana setiap siswa memiliki ciri yang berbeda antara satu sama lainya, baik dalam hal kemampuan, sikap dan latar belakang. 

Selain itu, guru BK juga mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan BK terhadap siswa. Kemudian agar hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka perlu dilakukan kegiatan pendukung dalam layanan BK, salah satunya dengan home visit.

Home visit merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan BK yang dilakukan dengan cara mengunjungi tempat tinggal siswa dan bersilaturrahmi dengan orang tua. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan, data yang dibutuhkan oleh guru pembimbing dalam rangka mengatasi permasalah yang dialami siswanya. 

Home visit juga memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan. Fungsi pemahaman artinya seorang guru pembimbing perlu mendalami keadaan diri siswa baik dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan berfikir, latar belakang sosial, sikap, perasaan, dan minat. Sedangkan fungsi pengentasan berarti seorang guru pembimbing harus dapat mengatasi permasalahan atau kesulitan yang dialami siswanya.

Dalam kegiatan home visit, guru BK berkomunikasi langsung dengan orang tuanya dan siswa yang menimbulkan kedekatan secara psikologis dan emosional secara efektif. Terlebih dalam kegiatan ini. guru BK dapat melakukan observasi dan wawancara kepada orang tuanya untuk memotivasi agar masalah, kesulitan yang dialami putra putrinya dapat terentaskan dengan baik. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman diri untuk lebih bertanggung jawab dalam proses belajarnya. 

Kegiatan home visit memiliki beberapa tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) evaluasi 4) analisis, 5) tindak lanjut, dan 6) penyusunan laporan. 

Tahap perencanaan dilakukan sebelum kegiatan home visit dilakukan. Kegiatan ini mengharuskan guru untuk siap secara fisik ataupun mental. Guru juga harus melihat data kolaboratif dari guru mata pelajaran dan wali kelas. 

Tag
Share