Home Visit, Langkah Proaktif dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Menyelesaikan Permasalahan Siswa
Hanif Dewi Adaninggar-Dok Pribadi-
Data ini merupakan informasi penting yang perlu disampaikan kepada keluarga dan juga untuk keadministrasian guru BK. Data ini digunakan sebagai dasar agar kegiatan home visit berjalan dengan baik sesuai dengan tujuannya, yakni untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapi siswa.
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan. Dalam tahap ini, guru harus mengomunikasikan rencana home visit pada pihak terkait seperti wali kelas, waka kesiswaan, dan kepala sekolah. Tahap ini dilanjutkan dengan kunjungan rumah siswa dengan orang tua siswa, atau anggota keluarga lainnya membahas permasalahan yang dihadapi siswa. Guru BK juga harus membentuk komitmen dengan orang tua siswa dan menyimpulkan hasil kegiatan home visit.
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah evaluasi dan analisis. Guru BK melakukan evaluasi proses kunjungan rumah dalam pengentasan masalah siswa. Guru BK juga harus menganalisis keberhasilan penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap penanganan masalah. Kemudian adalah tahap kelima dan keenam yaitu tindak lanjut dan penyusunan laporan.
Dalam tahapan ini guru bimbingan dan konseling perlu mempertimbangkan keharusan untuk melakukan home visit lanjutan atau tidak. Guru BK juga melakukan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil kunjungan rumah tersebut.
Data yang sebelumnya didapatkan dari kunjungan tersebut kemudian dilaporkan. Laporan ini berisikan data-data hasil observasi selama home visit yang kemudian disampaikan pada guru mata pelajaran, wali kelas dan kepala sekolah.
Sama halnya dengan kegiatan pendukung lainnya, home visit juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah dalam kekhususan data siswa.
Artinya kegiatan ini akan memberikan data yang lebih rinci terhadap permasalahan yang dihadapi siswa jika dibandingkan dengan metode lain. Metode ini juga akan memperkuat komitmen orang tua terhadap pendidikan anaknya. Sehingga paradigma pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah (sekolah) keluarga, dan masyarakat dapat terealisasi. Penanganan masalah yang dihadapi siswa juga akan lebih komprehensip sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Kegiatan ini selanjutnya dapat meningkatkan kerja sama antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Namun demikian, kegiatan ini juga memiliki kekurangan yaitu lebih banyak memerlukan waktu, tenaga dari guru pembimbing. Kemudian penerimaan dari orang tua dan siswa juga dapat menjadi kendala, tidak semua siswa dan orang tua bersedia dikunjungi.
Kelemahan metode home visit pada dasarnya bukanlah penghalang yang besar. Diperlukan komitmen dan kemauan yang besar dari guru BK agar hal tersebut dapat diatasi. Oleh sebab itu, kerjasama dari berbagai macam pihak terkait sangat penting dalam hal ini.
Mengingat pembicaraan secara lebih intens dengan orang tua diharapkan menjadikan home visit salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan movitasi dan prestasi belajarnya.