Taipau Hasanah
Ahmadi Sopyan-screnshot-
Ada kalanya taipau harus dibalas juga dengan taipau seperti yang pernah saya lakukan saat masih kuliah di Kota Malang Jawa Timur. Seorang Dosen yang dikenal pintar namun juga populer di kalangan kampus sebagai sosok yang sangat taipau dan angkuh. Sang Dosen ini kerapkali saya pancing untuk berdebat di dalam maupun diluar kelas. Suatu hari ia mengejek sambil melempar buku karya saya yang baru saja terbit oleh penerbit ternama ketika jam pelajaran sedang berlangsung. Di akhir ejekannya ia pun berkata: “Saya kalau mau nulis buku, sudah banyak penerbit yang minta”. “Terus kenapa Bapak tidak mau menulis?” tanya saya heran. “Kalau saya nulis buku, buku yang kamu tulis ini nggak laku!”. Walaupun sedikit sedih dan geregetan, spontan saya menjawab: “Sama dengan saya Pak. Saya sering diminta ceramah, oleh banyak majelis, tapi saya nggak mau, takut Zainuddin MZ dan Aa’ Gym nggak laku” seluruh kawan di kelas pun tertawa ngakak karena jawaban taipau dari mulut saya secara spontan. Saat itu penceramah yang populer di Indonesia adalah almarhum K.H. Zainuddin MZ dan Abdullah Gymnastiar (Aa’ Gym).
So, mari belajar hidup apa adanya, dan jika tidak ada jangan mengada-adakan demi sebuah gengsi, jika memang ada katakan ada tanpa melebihkan, karena hidup harus punya nyali. Begitupula sebaliknya, tak perlu sok merendahkan diri hanya untuk sekedar mendapat pujian. Perilaku taipau tak patut kita jadikan pembawaan dalam kehidupan sehari-hari, karena kita semua adalah sama, tapi kalau sekali-kali dalam keadaan kepepet atau sekedar bercanda, bolehlah sebagai hiburan. Saya pun seperti itu, ada kalanya tak bisa menghindari perilaku taipau kalau lagi kesal apalagi kepepet.
Sebagai contoh, beberapa hari yang lalu, seorang kawan yang sudah lama tak bertemu tiba-tiba secara bercanda menuduh saya “taipau”. Tapi seperti biasa saya tak pernah membantah dan justru membenarkan dengan menjawab dengan kalimat yang pertama kali diucapkan oleh Prof. Jamaluddin Ancok: “Aok imang, dak salah aben, sehari ko ne dak taipau ase gelugud baden” (Memang benar, nggak salah lagi, sehari saja tidak taipau/sombong, badan saya ini bisa demam), dan sang kawan pun nyengir sambil gerigit ati (geregetan).
Oya, kalau “Bid’ah Hasanah”, yang kesel dan ngamuk adalah kelompok Wahabi (wawasannya hanya bid’ah), nah, kalau “Taipau Hasanah”, kira-kira yang kesel dan ngamuk siapa ya?! Mane kenek ikak lah!
Salam Taipau!! (*)