CERPEN SOFHIE : Kontradiksi

ilustrasi-babelpos-

Tak lama berkendara, Rian sampai ke lokasi yang sudah ditunggu oleh Pak Bujang. Selepas mengecek kebun cabai Pak Bujang, Rian bergegas untuk kembali pulang. Memang rute yang panjang dan melelahkan. Jarak tempuh yang lama serta akses jalan satu-satunya adalah pilihan yang harus dilalui.

Jarak antarkota yang berkisar 138 km itu dilalui dengan santai. Kali ini Rian tak ingin salat magrib di masjid besar. Rasa kecewanya masih berbekas. Ekspektasi dengan sesuatu yang diinginkan seringkali berbanding terbalik dengan kenyataan.

BACA JUGA:CERPEN DENIS FEBI YOLANDA: Dun dan Ceritanya Tentang Tawa

Magrib telah berlalu beberapa menit.  Mobil Rian menepi ke salah satu musala kecil namun asri di sebelah kanan jalan. Beberapa orang terdengar sedang membacakan kitab suci. Rian lantas menuju toilet terlebih dahulu. Efek dihidangkan kopi di rumah pak Bujang serta AC mobil yang dingin melengkapi keinginannya untuk buang air kecil. 

Langkah kaki Rian perlahan memasuki toilet. Tak ada aroma yang tercium olehnya. Rian sedikit lega. Didorongnya satu-satunya pintu toilet yang ada dengan pelan. Lampu dinyalakan. Kaki Rian mundur beberapa langkah. Ia shock.

Di dalam toilet tampak kotoran manusia yang sudah lama mengering tambahan lagi air bak yang kotor dan dipenuhi nyamuk. Rian mual. Urung segala-galanya. Dia langsung berlari kecil menuju mobil lantas tancap gas. Barangkali salat di musala SPBU lebih bersih, ujarnya dalam hati.**

 

SOFHIE, Guru SMA Negeri 1 Sungailiat dan tinggal di Sungailiat, Kabupaten Bangka. Aktif menulis dan berkegiatan di forum sastra di Bangka Belitung.

Tag
Share