CERPEN DENIS FEBI YOLANDA: Dun dan Ceritanya Tentang Tawa
ilustrasi cerpen-koranbabelpos.id-
Jika ada yang bertanya padaku, bagaimana kabar Dun hari ini? Pastikan kujawab ia masih menjadi manusia dengan beribu cerita tentang tawa.
Satu-satu plastisin tersusun rapi pada rak kayu usang yang terus berkilap di pojok kanan ruangan bernuansa kanak-kanak itu, lukisan karakter kartun turut mewarnai ruang yang menemani Dun tumbuh, tempat teduh yang tumbuh nyaris satu dekade serentak dengan cahaya warna-warni yang menyusun hari-harinya.
Puing-puing bagian plastisin yang terbuang memberikan corak tersendiri pada ubin ruangan, warna kuning terlihat jauh lebih banyak dibandingkan warna-warna lain. Saat aku tanyakan padanya beberapa pekan lalu.
“Aku suka, suka aku warna kuning,” begitu jawabnya, aku masih paham betul bahasanya yang berbelit itu.
BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Pengarang Kehidupan
Hari ini masih sama, walau sudah beberapa kali disapu dan dibasuh dengan pengepel lantai corak-corak itu selalu hadir kembali seolah memiliki bagiannya sendiri.
“Sudah buat berapa banyak?” tanpa mengetuk, aku langsung memecahkan konsentrasinya.
“Sepuluh! Eh enggak, 15 juta!” jawabnya ngelantur.