MTQH Ke-XXXII Tingkat Kota Pangkalpinang Dimulai, Pj Wali Kota: Al-Qur’an Sumber Pengetahuan

Pembukaan MTQH XXXII di halaman Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang-istimewa-

KORANBABELPOS.ID, PANGKALPINANG -  Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits Nabi (MTQH) ke-XXXII Kota Pangkalpinang mulai bergulir. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Pangkalpinang, Lusje Anneke Tabalujan, Selasa (23/7/2024) malam di Halaman Kantor Wali Kota Pangkalpinang, .

"Al-Qur’an merupakan sumber pengetahuan serta di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan yang mengajarkan tentang mana yang benar dan mana yang salah serta mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang sejati dan mana yang palsu," kata Lusje. 

BACA JUGA:Semangat Menanam Rakyat Babel, Pj Wako Lusje Tanam 700 Bibit Pohon

Dikatakannya bahwa MTQH ke-XXXII tingkat Kota Pangkalpinang yang dilaksanakan pada 23-27 Juli, merupakan salah satu usaha dalam memelihara dan meningkatkan mutu seni baca dan pemahaman Al-Qur’an guna mewujudkan masyarakat yang seutuhnya serta kerukunan ummat.

"Penyelenggaran MTQH ini tentunya juga dilatarbelakangi adanya keinginan kuat membumikan ajaran Al-Qur’an dan menegakkan syiar agama Islam untuk memperkokoh nilai-nilai agama Islam dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa," terangnya. 

Lusje mengajak untuk mengingat kembali sejarah awal mula syiar agama Islam di Pulau Bangka. Dalam sejarah proses Islamisasi di pulau Bangka, pendatang dari Arab dan kemudian setelah beberapa abad atau pertengahan 17 Masehi masuk kesultanan Johor ke pulau Bangka dan kesultanan Pagaruyung Minangkabau ke Kota Waringin dan dilanjutkan berturut-turut kesultanan Banten Islam dan dibawa pengaruh kesultanan Palembang Darussalam.

BACA JUGA:Yudisium Perdana Fakultas Teknik dan Sains Unmuh Babel

"Selanjutnya terjadi intensifikasi penyebaran Islam di pulau Bangka terjadi pada pertengahan abad 19 yang dilakukan oleh ulama besar salah satunya di antaranya bernama Abdurrahman Siddik pengaruh dakwah dari ulama tersebut bisa kita rasakan sampai sekarang," jelas Lusje. 

Dakwah yang dilakukan oleh para pendahulu merupakan wujud Islam yang Rahmatan lil alamin. Para ulama memperkenalkan Islam dengan keteladanan menampilkan Islam itu damai, Islam itu teduh, Islam itu cinta keadilan, Islam itu menjauhi kekerasan, dan Islam selalu menganjurkan persatuan dan menjauhi permusuhan.

"Bahkan Islam amat memuliakan pemeluknya yang mampu berkhidmat mengatasi berbagai masalah-masalah keutamaan baik itu menyangkut urusan keagamaan maupun urusan keduniawian. Hal inilah mendorong masyarakat langsung memilih Islam sebagai pandangan hidup melalui bimbingan para pendahulu kita juga saat ini kita bisa mengenal dan tumbuh membaca kitab suci Al-Qur’an," kata Lusje.** 

BACA JUGA:Kemenag Babel Kunjungi STAHN Klaten

Tag
Share