Metode Role Playing untuk Meningkatkan Rasa Toleransi dalam Keragaman di Lingkungan Sekolah
Rudiyanto, S.Pd.,Gr Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri 9 Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan-Dok Pribadi-
2. Mengakui hak setiap orang
Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam menentukan sikap perilaku dan nasibnya sendiri. Hal ini tentunya tidak melanggar hak orang lain. Jika demikian ini terjadi maka akan menimbulkan kekacauan
3. Menghormati keyakinan orang lain
Dalam konteks ini, diberlakukan bagi toleransi antarumat beragama. Namun apabila dikaitkan dalam toleransi sosial, maka menjadi menghormati keyakinan orang lain dalam suatu kelompok. Misalnya menghormati sebuah pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
BACA JUGA:Rio Setiady: Waspada Judi Online!!!
4. Saling mengerti
Tidak akan terjadi saling menghormati antara sesama jika manusia bila mereka tidak saling mengerti. Saling mencurigai dan saling membenci serta saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari dari tidak adanya saling menghargai antara satu dengan yang lain.
Kebalikan dari rasa toleransi adalah intoleransi. Intoleransi adalah tidak menghargai perbedaan antara sesama baik dari sisi agama, etnis ataupun yang lainnya sehingga dapat menimbulkan kebencian bahkan kekacauan.
Jika sikap intoleran terus terjadi tanpa adanya upaya kesadaran diri, dapat berakibat konflik sosial yang mengarah pada proses disintegrasi bangsa.
Dalam konteks dunia Pendidikan di lingkungan sekolah, bentuk-bentuk intoleransi misalnya perlakuan tindak kekerasan, tidak adanya penghormatan terhadap sesama, perlakuan yang tidak adil dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Bupati Bersama Ketua TP-PKK Bangka Barat Dianugerahi Penghargaan Manggala Karya Kencana
Lalu bagaimana metode role playing untuk meningkatkan rasa toleransi dalam keragaman antar siswa itu?
Menurut Hamdani (2011), metode role playing atau bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antar dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi dimana siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia perankan.
Berdasarkan pada teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang didalamnya terdapat perilaku dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan dengan mengekspresikan tingkah laku maupun ungkapan dalam hubungan antarmanusia.