Menentukan Kapan Puasa? Ini Ujar Kemenag, Kenapa Harus Ada Sidang Isbat
Ilustrasi-sreenshot-
Datang juga Perwakilan Badan Informasi Geospasial (BIG), Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Perwakilan Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Perwakilan Planetarium Jakarta, Pakar Falak dari Organisasi Islam, Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Pondok Pesantren.
"Hasil musyawarah dalam sidang isbat ditetapkan oleh Menteri Agama agar mendapatkan kekuatan hukum. Jadi bukan pemerintah yang menentukan jatuhnya awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Pemerintah hanya menetapkan hasil musyawarah para pihak yang terlibat dalam sidang isbat," kata Adib.
Sidang Isbat penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, kata Adib, tidak hanya dilakukan di Indonesia saja.
Seperti diketahui bahwa negara-negara Arab juga melakukan isbat setelah menerima laporan rukyat dari lembaga resmi pemerintah atau individu yang sudah diverifikasi dan diakui oleh Majelis Hakim Tinggi.
Apa Pembeda Dengan Indonesia?
Nah yang jadi pembeda adalah Indonesia masih menggunakan mekanisme musyawarah dengan semua peserta sidang isbat.
"Inilah yang menjadi nilai tambah bahwa keputusan diambil bersama, nilai-nilai demokrasi sangat terlihat dengan kehadiran seluruh organisasi yang hadir saat sidang isbat," imbuh Adib.
Adib menegaskan bahwa peran pemerintah dalam proses sidang isbat adalah sebagai fasilitator organisasi Islam dan pihak-pihak untuk berunding.
BACA JUGA:Muhammadiyah Tetapkan Puasa Idul Fitri, 11 Maret Puasa Ramadhan
Hasil sidang isbat kemudian diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri Agama agar memiliki kekuatan hukum yang dapat diikuti oleh masyarakat.
"Sidang isbat mengingatkan kita semua akan pentingnya menyatukan langkah dalam menjalankan ibadah dan memperkuat hubungan bersama dengan Allah, dengan tetap mengutamakan toleransi dan sikap saling menghormati terhadap berbagai keputusan yang ada," tandasnya.
Dalam penanggalan bulan suci di Islam, Ramadhan didahului dengan bulan Shabaan.
Bulan puasa dan spiritualitas dimulai ketika komite penampakan hilal berkumpul setelah matahari terbenam pada tanggal 29 Shabaan untuk mencari bulan sabit, dalam sebuah tradisi yang telah berlangsung selama beberapa generasi.
Bulan sabit adalah simbol penting dalam Islam dan digunakan dalam dekorasi Ramadhan.
Hal ini sering terlihat digantung di luar rumah, pada lentera Ramadhan dan bahkan pada coklat, kurma dan permen yang dibungkus kado yang sering dipertukarkan dengan keluarga, teman dan tetangga.