Pembelajaran Diferensiasi dalam Pembinaan Kepramukaan
Nilawati S.Pd (Guru SSMAN 1 Airgegas) -Dok Pribadi-
Dengan tri satya dan Dasa darma yang merupakan ketentuan moral dan janji sebagai anggota pramuka pramuka harus memiliki landasan yang kokoh untuk melangkah ke masa depan, membawa semangat kepemudaan, keberanian, dan kepemimpinan dalam setiap langkah kita.
BACA JUGA:Esensi Paguyubuan Kelas
Pramuka mengingatkan kita akan pentingnya membentuk karakter pemuda yang tangguh dan berkualitas. Lewat tri satya dan janji-janji pramuka, setiap anggota Pramuka berkomitmen untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan negara.
Dengan semangat kepemudaan dan mengajak kita semua untuk terus menginspirasi dan mewujudkan masa depan yang cerah bagi Indonesia. Sebagai suatu gerakan, semua anggota Gerakan Pramuka semua turut berperan, turut bergerak aktif menjadi pemain dan tidak ada yang menjadi penonton.
Di sisi lain sebagai gerakan pendidikan, kesemuanya harus mengandung unsur-unsur pendidikan dan tidak melanggar norma-norma pendidikan. Berbagai ketentuan yang diciptakan maupun segala kegiatan yang dilakukan adalah untuk mendidik anggotannya.
Setiap kegiatan mempunyai maksud dan nilai-nilainya sendiri yang sering tidak dimengerti orang luar. Membina berarti memberi arah dan bimbingan yang dilakukan oleh pembina selaku orang dewasa secara terus menerus dengan memperhatikan segala aspek kebutuhan peserta didik sebagai penegak binaan di ambalannya.
BACA JUGA:Menjadi Pelajar Pancasila yang Kepo Itu Harus!
Pembinaan merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu. Kesemuanya diusahakan ditanamkan melalui latihan-latihan, sehingga kesemuanya tumbuh dari dalam, tidak dari luar dipaksakan. Sesuatu dilakukan karena memang harus dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan dan berangkat dari inisiatif dan kesadaran diri yang terus tumbuh untuk membentuk dan menghayati janji dan ketentuan moral pramuka.
Berikut ini penulis merangkum beberapa Latihan-latihan atau pembinaan kepramukaan yang berpola differensiasi yang dilakukan pada hakekatnya dapat dibagi ke dalam empat golongan, yaitu:
Pertama, Karakter .Watak atau karakter adalah sesuatu yang penting, baik untuk bangsa maupun warga negaranya sebagai individu.
Karakter ini akan menentukan jalan hidup seseorang. Bibitnya sudah ada dan tinggi ditumbuhkembangkan. Seorang sarjana pernah mengatakan, “When wealth is lost, nothing is lost. When character is lost, everything is lost.” (Jika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang. Jika kesehatan hilang, sesuatu terasa hilang. Jika karakter hilang, segalanya pun hilang dan musnah).
Karakter dilatih melalui Satya dan Darma Pramuka, sistem beregu, tanggungjawab pemimpin, permainan bersama yang dilakukan dengan jujur, berkemah dan sebagainya. Sebagai anggota pramuka tentunya membutuhkan karakter yang tangguh, mandiri,dan hal ini secara berkelanjutan seorang pembina pramuka agar peserta didiknya menjadi pribadi dan cikalbakal pemimpin masa depan dengan semangat kepramukaan yang tinggi.
BACA JUGA:Kelindan Etika Lingkungan dan Tobat Ekologis dalam Sastra
Kedua, Kesehatan dan Kekuatan Nilai suatu kesehatan yang baik dan kekuatan jasmaniah untuk menikmati hidup adalah tak ternilai. Kita tidak dapat sejahtera bila tidak sehat. Kegiatan di alam bermain di luar, pengembaraan atau hiking akan membuat seseorang sehat dan kuat secara alami dan tidak secara artificial.
Jika seorang pramuka dan pembina yang kreatif, tentu segala kebaikan akan dilakukan demi perbaikan karakter untuk peserta didik binaanya . Yakni dengan selalu melaksanakan program kerja yang kreatif dan inotaif serta menarik bakat minat peserta didik, terutama peserta didik usia penegak pandega. Sebab usia penegak pandega mayoritas suka hal yang menarik dan menantang sebagai transformasi pencarian jati dirinya sebagai kaum pemuda yang sehat jasmani dan rohani, karena jiwa seorang pramuka harus memiliki jiwa yang sehat terhadap akal yang sehat.