Efek Pengusutan Kasus Tata Niaga Timah, Eksport Babel Terpuruk
ilustrasi-sreenshot-
EFEK pengusutan kasus dugaan Tipikor Tata Niaga Timah 2015-2022, tak hanya menyentuh warga penambang yang kesulitan menjual hasil mereka, juga ternyata berdampak langsung terhadap eksport daerah ini.
----------------
KOMODITAS timah masih menjadi panglima ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), tampaknya tak cuma slogan. Ini terbukti dengan nilai eksport di tahun 2024 yang jauh terpuruk.
Angka ekspor Bangka Belitung (Babel) Januari 2024 mungkin terparah sepanjang sejarah. Anjlok, jika dibandingkan bulan sebelumnya dan Januari di tahun 2023 lalu.
Dalam rilis berita resmi statistik yang disiarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Babel, Jumat (1/3), mencatat nilai ekspor Babel pada Januari 2024 sebesar US$29,79 juta, turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023.
Jika dibandingkan Januari 2023, nilai ekspor ini turun sebesar 52,20 persen. Hal ini disebabkan, tak ada peran ekspor timah. Seiring dengan adanya masalah internal (kasus yang tengah diproses saat ini terkait pertimahan.red).
BACA JUGA: Jejak Pengusutan Tipikor Tata Niaga Timah di Babel, Senyapnya Kluster Pemda?
Ekspor Babel hanya mengirim komoditas non timah yang didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), nilainya sebesar US$22,48 juta atau 75,46 persen.
Sementara nilai impor Babel Januari 2024 sebesar US$0,30 juta. Nilai ini turun hingga 75,95 persen dibanding Desember 2023. Pada Januari 2024 tidak terdapat aktivitas impor migas.
Impor nonmigas pada 2024 didominasi oleh Mesin/Peralatan Listrik sebesar US$299,34 ribu. Pada Januari 2024, negara asal impor hanya berasal dari Malaysia dan Tiongkok.
Kepala BPS Babel Toto Haryanto Silitonga menilai, dari situasi saat ini, penguatan sektor lain pentinya digerakan. Mengingat Babel mempunyai potensi yang dapat dikembangkan yakni pertanian, perkebunan dan perikanan.
"Hal itu dinilai pas dengan karakteristik Babel sebagai daerah kepulauan. Potensi laut kita tinggi. Perkebunan dan pertanian bagaimana yang kita lihat nilai tukar petani selalu meroket, perikanan kita lihat ikan tangkap kita mulai meningkat lagi," ucapnya.
Terpisah, Bea Cukai Pangkalpinang membenarkan nilai ekspor Babel pada komoditas timah nol persen pada periode Januari dan Februari 2024. Kosongnya ekspor timah karena nilai rendah dan ada permasalahan timah di Babel.
BACA JUGA:Kasus Tipikor Tata Niaga Timah, Ditunggu Tersangka Berikutnya?