Genggaman dalam Diam
--
Cerpen Cania Putri Nimalasari Gulo
TERBIASA menggenggam tanpa bisa melepaskan memunculkan polemik hati yang memberatkan keadaan, membuat rasa menjadi sungkan menyuarakan keadaan hati yang hendak berdamai dengan kenyataan.
Tak mudah membiarkan hati berlari sendiri, mengerahkan seluruh energi untuk tetap bisa berdiri mengejar sesuatu yang mustahil untuk diraih. Terus berlari sendiri tanpa tahu risiko besar akan menghampiri, mustahil untuk berhenti sebab sudah jatuh terlalu dini.
Hanya bisa menggenggam seseorang lewat mimpi tanpa berani menyuarakan isi hati.
Brukk!
Tubuh Alea terdorong mundur saat seorang laki-laki menabraknya dari arah berlawanan.
"Eh! Kalau jalan lihat-lihat dong!" bentaknya. Alea hanya menunduk tanpa jawaban.
"Kok lo diam aja? Setidaknya minta maaf kek," lanjutnya kesal. Gadis itu melangkah pergi, meninggalkan kebisuan yang menggantung.
“Dasar... cewek aneh,” gumam laki-laki itu, Satria. Ia tahu, di balik tatapan dingin Alea, ada badai yang tak pernah reda.