Katedral Canterbury Jadi Tempat Penikmat Disko 'Ajojing', Umat Kristen Geram

ilustrasi-sreenshot-

Menurutnya acara tersebut seharusnya dilakukan sebuah klub malam.

BACA JUGA: Natal, Israel Malah Kirim Rudal ke Gereja Betlehem!

"Disko dan pesta seperti itu bagus, tapi hanya bagus jika digelar di tempat semestinya.

"Di klub malam seharusnya. Tapi Katedral Canterbury tidak dibangun untuk acara ini," tegasnya.

Panitia penyelenggara pesta "silent disco" tersebut dilaporkan membebankan biaya masuk.

Setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar 31 Pounds atau setara dengan Rp 600 ribuan.

Ia berpendapat jika pesta seperti itu terus dilakukan di sebuah rumah ibadah, menjadi klub malam, keimanan umat Kristen bisa hilang.

"Jika kami tidak melawannya kuli kuno ini bisa-bisa berubah jadi klub malam.

"Keimanan umat Kristen di negara ini akan hilang. Kami akan menjaga tempat ini sesuai dengan fungsi aslinya, tempat untuk memuja Tuhan," terangnya.**

 

Tag
Share