Arah Artifisial Intellegence Kesastraan yang Bukan Kaleng-Kaleng!

Mohammad Arfani-dokumen pribadi-

Oleh Mohammad Arfani (Penyair, peneliti dan pengajar Bahasa Indonesia) 

Seperti yang banyak dibahas para penyair dan penulis sebelumnya, pesan-pesan di dalam karya sastra disampaikan oleh pengarang dengan cara yang sangat jelas ataupun yang bersifat tersirat secara halus. Karya sastra juga dapat dipakai untuk menggambarkan apa yang ditangkap oleh pengarang tentang kehidupan disekitarnya. 

Karya sastra dapat diibaratkan sebagai kehidupan dengan kenyataan yang ada dalam lisan dan tulisan karena karya sastra sebagai kreasi hasil manusia yang didalamnya terkadung pandangan pandangan pengarang dalam sudut pandang yang bagaimana pengarang melihat kehidupan tersebut.

Dalam konsep pengertiannya bahwa sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan seni kretaif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

BACA JUGA:Kelindan Etika Lingkungan dan Tobat Ekologis dalam Sastra

Konsep yang mendasari  kesastraan adalah berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri.  Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, yang menunjukkan perbedaan dengan elemen pada genre yang lain.

Kesastraan merupakan salah satu cabang sastra yang mengkaji karya-karya sastra yang ditulis dalam bentuk tulisan atas segala  kelimuan ataupun pengetahuan tentang segala hal yang bertalian dengan susastra dalam bentuk yang berbeda. 

Tentu saja, dipakainya judul di atas dengan kata kesastraan, yang bukan kesusastraan karena jelas sebagai faktor yang saya sengaja menuliskannya karena kesastraan berhubungan dengan suatu yang mengkaji karya-karya sastra yang ditulis dalam bentuk tulisan, sedangkan kesusastraan berhubungan dengan kumpulan atau hal-hal yang berkenaan dengan wilayah sastra itu sendiri.

Dalam semakin pesatnya perkembangan teknogi komunikasi saat ini, fungsi komputer dan internet sangat membawa perkembangan yang dinamis pada masyarakat khususnya masyarakat kesastraan. Dari berbagai bentuk apapun terjadi perkembangan yang berpengaruh besar dan tiba-tiba pada masyarakat, atau pada suatu aspek dalam kehidupan manusia. 

Berbagai peristiwa yang terjadi di negara lain sertamerta kita di Indonesia dapat mengetahuinya. Perkembangan yang revolusioner tersebut merambah ke berbagai bidang kehidupan masyarakat. Bagaimanapun juga perkembangan itu terjadi dan bersifat utuh dengan kemunculan sastra digital atau sedari awalnya dengan kemunculan istilah sastra berbasis digital lebih populer disebut dengan sastra cyber

Dalam pengertiannya tergantung pada penulisnya apakah mau menamakan sastra digital atau sastra cyber yang sebenarnya kedua istilah ini sangat berterima untuk digunakan keduanya.

Teknologi sangat membantu dalam memudahkan untuk melakukan segala hal yang juga mendekatkan serta  mampu menambah pengetahuan atas berbagai bentuk teknisnya yang seperti tanpa hambatan yang pada bagian ini adalah tulisan kekaryaan pada era digital saat ini. 

BACA JUGA:Menjaga Api Literasi dengan Kayu Bacaan

Pada era ini merujuk pada evolusi karya sastra yang dihasilkan, didistribusikan, dan dikonsumsi dalam bentuk digital dan menyebabkan kegiatan intelektual kesastraan bisa menembus batas-batas ruang dan waktu dalam penyebarannya, sehingga memberikan informasi yang mengubah banyak pengertian bagi semua kalangan yang menggunakannya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan