Mahasiswa Harvard Tiduran di Tangga Kampus, Tuntut Stop Serangan Israel

Mahasiswa yang Tidur di Tangga.-sreenshot-

Rafah menjadi lokasi terakhir pengungsi Palestina untuk bertahan.

Sebelumnya, Mesir sudah mengingatkan Israel agar mengurungkan niatnya menyerang Rafah, yang penuh dengan pengungsi Palestina.

Sekretaris Jenderal Mesir, Hamdeen Sabahi menegaskan bahwa serang itu sama saja dengan ancaman terhadap Mesir.

“Perdamaia dalam bahaya, seluruh mesir tidak menerma agresi terhadap Rafah,” tegasnya, dikutip dari @theheightsnewsnetwork.

Serangan itu, lanjut Hamdeen Sabahi, sama saja dengan agresi terhadap Mesir.

Jika Israel menyerang Rafah maka itu akan menjadi agresi terhadap Mesir.

Masuknya tentara pendudukan Israel ke Rafah akan mejadi pelanggaran terhadap perjanjian Camp David.

Mesir tidak akan meneirma agresi dan pertumpahan darah di Rafah Palestina.

“Itu artinya Israel akan melakukan invasi lebih besar lagi, dan mereka (Israel) sudah melakukan persiapan besar-besaran untuk itu,” tandasnya.

BACA JUGA:'Musuh Baru' Tentara Israel di Gaza, Tertular Jamur Mematikan

Sebelumnya, Ro Khanna, anggota kongres Amerika Serikat sampai geleng-geleng kepala.

Perdana Menteri Israel Netanyahu melawan perintah Amerika bahkan masyarakat Internasional.

“Ini berita buruk yang saya daat dari Gaza, Netanyahu sekarang menentang Amerika,” tegasnya di akun pribadinya @Rep.RoKhanna, Sabtu, 10 Februari 2024.

Salah satu anggota kongres sukses menggagalkan bantuan 17 miliar dolar ke Israel itu heran dengan sikap Bibi (panggilan lain Netanyahu) yang keras kepala.

Amerika sudah memperingatkan Netanyahu supaya stop perang tapi dia malah nekat.

Tag
Share