CERPEN RUSMIN SOPIAN: Perempuan Penari
ilustrasi literasi--
"Dia seperti Ibunya dulu. Penari terkenal," sahut penonton yang berkacamata.
”Dan dia juga sangat cantik,” celetuk penonton yang memakai sarung.
”Sungguh berbahagialah lelaki yang mendapatkannya. Bahagia lahir batin,” sambung penonton yang bertopi.
Lelaki muda itu hanya bisa menelan ludah mendengar ocehan nakal para penonton. Telinganya tak tahan mendengar suara emosi jiwa penonton yang memuji pesona penari itu.
Dadanya bergemuruh layaknya genderang yang ditabuh untuk mengobarkan semangat perang. Hatinya teriris-iris. Luka pun menganga dalam jiwa mudanya. Dan tiba-tiba dia merasa matanya menggelap. Menggelap.
Di kejauhan terdengar syair lagu dari sebuah tape recorder sebuah mobil. Sangat syahdu menemani malam yang makin menyusut.
Penari,
Dikau bagaikan Dewi
Tetapi seolah ada sesuatu yang tersembunyi
Penari, mungkin kau telah tersiksa
Jalan pilihan mu telah membelenggu
Penari,
Kau boneka jelita